Presiden AS Joe Biden mengatakan pada 29 Juli bahwa ia berencana untuk mendorong undang-undang yang akan mengubah Mahkamah Agung federal secara mendasar, termasuk pembatasan masa jabatan dan pembentukan kode etik yang mengikat.
| Wakil Presiden Kamala Harris memuji upaya Presiden Biden, menegaskan bahwa ia akan mendampingi pemimpin ke-46 Gedung Putih tersebut dalam upaya ini. (Sumber: New York Times) |
Presiden Biden mengatakan putusan Mahkamah Agung yang mengizinkan presiden menikmati kekebalan luas bahkan jika ia melakukan kejahatan merupakan contoh kebijakan yang berbahaya dan ekstrem yang membahayakan semua warga Amerika.
Selain itu, Tn. Biden juga menyoroti serangkaian masalah etika yang mengancam integritas pengadilan.
Pada hari yang sama, Presiden AS menyampaikan pidato pada kesempatan peringatan 60 tahun Undang-Undang Hak Sipil, di mana ia menguraikan proposal untuk mereformasi Mahkamah Agung federal.
Tn. Biden mengatakan bahwa Hakim Agung federal telah mengizinkan Presiden untuk menunjuk seseorang yang dapat mempertahankan pengaruh lama setelah masa jabatan berakhir.
Proses pengangkatan presiden yang diusulkan akan berlangsung dalam siklus 2 tahun untuk satu hakim dan masa jabatan hakim adalah 18 tahun.
Wakil Presiden Kamala Harris memuji upaya Presiden Biden, menegaskan bahwa dia akan mendampingi pemimpin ke-46 Gedung Putih dalam upaya ini.
Sementara itu, usulan ini menghadapi penolakan keras dari Partai Republik. Ketua DPR Mike Johnson telah menyatakan bahwa RUU ini akan "mati" segera setelah diajukan ke DPR.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/chu-tich-ha-vien-my-tuyen-bo-du-luat-nay-cu-a-to-ng-thong-joe-biden-se-chet-yeu-280651.html






Komentar (0)