
Terletak di antara batas alami dua komune, Sin Suoi Ho (provinsi Lai Chau) dan Muong Hum (sebelumnya distrik Bat Xat, provinsi Lao Cai), Vietnam, Ky Quan San (sebelumnya dikenal sebagai Bach Moc Luong Tu) adalah puncak gunung dengan medan terjal yang telah dijelajahi oleh para backpacker sejak tahun 2012. 
Ini adalah gunung setinggi 3.046 m, tertinggi keempat di Vietnam setelah Fansipan (3.143 m), Pu Ta Leng (3.096 m) dan Pu Si Lung (3.076 m).

Ada dua cara untuk mencapai puncak Ky Quan San di komune Sin Suoi Ho (distrik Phong Tho, provinsi Lai Chau ) atau komune Sang Ma Sao (distrik Bat Xat, provinsi Lao Cai).

Para pendaki lama sepakat bahwa setiap arah pendakian Ky Quan San menawarkan pengalaman yang berbeda.

Bila mendaki dari arah Lai Chau, pengunjung akan disuguhi pemandangan hutan purba nan indah bak di negeri dongeng, kemudian ke arah Lao Cai akan terhampar pemandangan terbuka yang meliputi seluruh bentang alam di kejauhan.

Perjalanan untuk menaklukkan Ky Quan San memerlukan kekuatan fisik rata-rata hingga tinggi, jadi peserta perlu menjalani masa latihan 2-3 minggu sebelum memulai.

Di awal musim dingin, jalur pendakian ini dianggap yang terindah, karena bunga rhododendron liar yang sedang mekar. Tempat ini juga terkenal sebagai tempat berburu awan paling megah di Barat Laut.


Bach Moc Luong Tu juga merupakan salah satu tempat berburu awan yang indah, yang akhir-akhir ini menarik banyak komunitas penggemar "perjalanan" dan trekking.
Waktu ideal untuk trekking di Bach Moc Luong Tu adalah dari pertengahan September hingga April tahun berikutnya, ketika provinsi-provinsi utara memasuki musim kemarau, cuaca sejuk, dan jarang hujan. Karena musim dingin ini sangat indah dan sempurna untuk mendaki gunung.

Cuaca di pegunungan pada malam hari sangat dingin, pengunjung perlu menyiapkan pakaian hangat dan penutup kepala penghangat.
Pemula tidak boleh menaklukkan rintangan sendirian, tetapi harus berpartisipasi di bawah pengawasan dan bimbingan unit penyelenggara yang bereputasi baik. Ini membantu meminimalkan risiko kelelahan, kecelakaan, dan tersesat...
Foto: Vinh Dav
Majalah Heritage






Komentar (0)