Setelah mendominasi V.League, Nam Dinh FC melangkah ke kancah kontinental dengan tekad untuk meraih prestasi baru. Namun, setiap kali menghadapi perwakilan Jepang, tim asal kota itu selalu mendapatkan "hujan dingin".
Pada musim 2024/25, mereka tersingkir dari Piala Asia C2 setelah kalah agregat 0-7 melawan Sanfrecce Hiroshima. Setahun kemudian, meskipun berinvestasi lebih besar, Nam Dinh FC masih belum mampu menciptakan kejutan ketika mereka kalah 1-3 di kandang sendiri dari Gamba Osaka FC, di babak penyisihan grup Piala Asia C2 pada malam 22 Oktober.
![]() |
Pemain asing belum mampu membantu Klub Nam Dinh mencapai tingkat kontinental. |
Upaya Klub Nam Dinh untuk mencapai tingkat baru
Mendominasi V.League selama dua musim berturut-turut, Nam Dinh Club bercita-cita membawa citra sepak bola Vietnam ke benua tersebut. Tim ini tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk merekrut pemain asing dari Amerika Selatan dan Eropa, bahkan rela mengorbankan sebagian prestasi domestik demi fokus di kancah internasional.
Namun, perkembangan di lapangan menunjukkan bahwa ambisi masih membutuhkan waktu lama untuk meningkatkan keahlian sepak bolanya. Dalam pertandingan melawan Gamba Osaka, Nam Dinh FC menggunakan susunan pemain asing 8/11, tetapi masih kalah telak dari susunan pemain tim Jepang yang hanya memiliki 1 pemain asing.
Menurut statistik, Gamba Osaka menguasai bola hingga 67%, melepaskan 28 tembakan (dibandingkan dengan 13 tembakan Nam Dinh), menciptakan 7 peluang berbahaya, dan 8 tembakan tepat sasaran—dua kali lebih banyak dari lawan mereka. Tim Jepang juga melepaskan lebih dari 628 umpan dengan akurasi 89%, sementara Nam Dinh hanya mencapai 76%. Perbedaan dalam kecepatan mengolah bola, kemampuan menghindari tekanan, dan organisasi terlihat jelas di setiap fase penguasaan bola.
Pertandingan ini menunjukkan bahwa Nam Dinh tidak mampu menyamai level klub-klub papan atas di benua ini, meskipun telah berinvestasi besar-besaran pada pemain asing. Mereka kurang terhubung, kurang fasih dalam taktik, dan lambat bereaksi dalam situasi transisi.
![]() |
Klub Gamba Osaka hanya menggunakan pemain asing untuk posisi penyerang. |
Kesenjangan level antara dua latar belakang sepak bola
Investasi Nam Dinh patut diapresiasi. Kekalahan dari Gamba Osaka mencerminkan kesenjangan level yang sangat besar antara sepak bola Vietnam dan Jepang.
Tim sepak bola Jepang tidak hanya memiliki pemain dengan teknik unggul dan pemikiran taktis, tetapi juga didukung oleh sistem operasi profesional: pelatihan pemuda, ilmu olahraga, data taktis, dan strategi jangka panjang.
Sementara itu, Klub Nam Dinh masih berjuang dengan masalah organisasi, kohesi dan terutama kemampuan untuk mengadaptasi taktik.
Pelatih Vu Hong Viet mungkin dikritik dan diragukan kemampuannya, tetapi secara keseluruhan, tidak ada pelatih Vietnam yang memiliki keberanian dan pengalaman untuk memikul "segunung pekerjaan" di tim Selatan, dengan tujuan mempertahankan posisinya di V.League sekaligus menjangkau Asia. Tugas ini berada di luar kapasitas sistem pelatihan pelatih domestik saat ini.
Kekalahan Nam Dinh perlu disikapi secara realistis. Dengan fondasi sepak bola yang masih dalam tahap penyempurnaan, kekalahan 1-3 bukanlah sesuatu yang perlu dipermalukan, melainkan sebuah peringatan terhadap ambisi untuk mengambil jalan pintas.
Nam Dinh FC adalah simbol keinginan sepak bola Vietnam untuk mencapai level kontinental di level klub. Kekalahan melawan Gamba Osaka menunjukkan bahwa jalan tersebut tidak dapat dipersingkat hanya dengan uang dan pemain asing, melainkan membutuhkan fondasi strategis, sistem, dan keberanian yang tepat.
Dari awal abad ke-21 hingga saat ini, sepak bola Jepang telah mengalami banyak revolusi komprehensif, mulai dari pelatihan pemain muda, turnamen profesional, infrastruktur, dan koneksi dengan turnamen-turnamen papan atas, hingga pemain-pemain ekspor. "Ekosistem" inilah yang telah membantu mereka mengalahkan Spanyol, Jerman, dan yang terbaru Brasil selama 5 tahun terakhir.
Sedangkan untuk sepak bola Vietnam, ketika setiap musim profesional masih diwarnai kekhawatiran tim-tim akan tersingkir dari turnamen, jelas bahwa kesenjangan tingkat keterampilan tidak dapat segera diatasi. Dan kegagalan Nam Dinh, jika dilihat dengan benar, merupakan pengingat bahwa tidak ada jalan pintas untuk mencapai level benua.
Sumber: https://znews.vn/clb-nam-dinh-lai-nhan-gao-nuoc-lanh-cho-tham-vong-chau-a-post1596101.html
Komentar (0)