Sebagai tim tuan rumah yang telah tiga kali menjuarai turnamen ini, tim Vietnam tidak hanya menerima harapan dari para penggemarnya, tetapi juga mengemban misi mengangkat citra sepak bola wanita di kawasan.

Keuntungan tuan rumah dan hasil imbang "emas"
Sesuai format kompetisi, tim putri Vietnam sebagai tuan rumah ditempatkan di Grup A. Hasil pengundian yang diumumkan pada pagi hari tanggal 9 Juni di Hanoi menempatkan tim putri Vietnam di Grup A, yang terdiri dari: Thailand, Indonesia, dan Kamboja. Di Grup B, akan ada 4 tim, selain Timor Leste. Grup ini akan mempertemukan tiga lawan tangguh: Australia, Filipina, dan Myanmar, yang semuanya pernah berpartisipasi di Piala Dunia atau memiliki sejarah panjang prestasi di kawasan ini.
Mengevaluasi hasil undian, Pelatih Kepala Klub Sepak Bola Wanita Thai Nguyen T&T, Van Thi Thanh, mengatakan bahwa grup ini "mudah" bagi tim Vietnam. Kami hanya perlu fokus mengalahkan Thailand, maka peluang untuk memimpin Grup A akan semakin dekat. Hal ini sangat penting karena jika kami finis di posisi kedua grup, kami harus menghadapi salah satu dari tiga tim "gunung" di Grup B.
Memang, menghindari Australia atau Filipina di semifinal akan membantu tim putri Vietnam memiliki peluang lebih besar untuk mencapai final. Namun, seperti yang diperingatkan Van Thi Thanh: "Tantangan sesungguhnya akan datang dari babak sistem gugur". Oleh karena itu, tim Vietnam perlu menjaga stabilitas dan performa tinggi sepanjang babak penyisihan grup agar memiliki keuntungan besar di babak selanjutnya.
Salah satu titik terang tim putri Vietnam saat ini adalah kombinasi antara pengalaman dan pemain muda. Mantan kapten Nguyen Hien Luong mengungkapkan keyakinannya terhadap kemampuan pelatih Mai Duc Chung: "Pak Chung adalah sosok yang berpengalaman, yang memahami dengan jelas kekuatan dan kelemahan setiap pemain. Dengan kekuatan yang ada saat ini, beliau akan tahu bagaimana menggabungkan pemain veteran seperti Huynh Nhu dan Tuyet Dung dengan sekelompok pemain muda yang ambisius."
Setelah Piala Dunia 2023, di mana tim putri Vietnam berpartisipasi untuk pertama kalinya, gelombang kecintaan terhadap sepak bola putri di Vietnam tampaknya telah berubah drastis. Banyak anak-anak dan pemain putri muda telah menyatakan keinginan mereka untuk mengikuti jejak para senior mereka dengan mengenakan seragam tim nasional. Ini merupakan sinyal positif bagi perkembangan berkelanjutan sepak bola putri Vietnam di masa depan.
Mantan pemain Van Thi Thanh menekankan: "Panutan seperti Huynh Nhu tidak hanya menginspirasi generasi baru, tetapi juga menjadi pilar untuk memimpin jalannya pertandingan penting."
Meski Grup A dinilai lebih lemah dibanding Grup B, baik pelatih Van Thi Thanh maupun mantan pemain Hien Luong menegaskan bahwa Thailand, rival "tradisional" sepak bola wanita Vietnam, tak bisa dianggap remeh.
Dalam sejarah Kejuaraan Wanita AFF, Thailand adalah tim tersukses dengan 4 gelar juara, sementara Vietnam telah memenangkannya sebanyak 3 kali. Selain itu, Indonesia, tim yang memenangkan babak kualifikasi, juga menunjukkan kemajuan yang signifikan, sementara Kamboja telah berkali-kali mengejutkan dengan permainan bertahannya yang disiplin.
Di Grup B, Australia belum mengonfirmasi skuadnya, tetapi jika tahun-tahun sebelumnya mereka mengirimkan tim muda U-20 atau U-23 untuk berpartisipasi, tahun ini kemungkinan besar mereka akan melanjutkan kebijakan ini. Menurut Ibu Hien Luong, jika Australia mengirimkan tim muda, ini tidak akan menjadi tantangan yang terlalu besar. Namun, Filipina dan Myanmar merupakan lawan yang sangat tangguh, mereka memiliki banyak pemain naturalisasi dan memiliki fisik yang bagus serta gaya bermain yang modern.
Kekalahan Filipina 3-0 atas Thailand di final 2022 untuk meraih gelar juara merupakan bukti transformasi sepak bola wanita yang pesat di kawasan ini. Dengan kekuatan fisik yang melimpah dan investasi yang matang, mereka jelas merupakan lawan yang sulit ditebak.
Teguh dalam perjalanan penaklukan
Vietnam adalah juara SEA Games 32 saat ini. Turnamen ini bukan hanya kesempatan untuk mempertahankan reputasinya, tetapi juga arena bermain penting untuk mempersiapkan tujuan lebih lanjut seperti kualifikasi Olimpiade atau Piala Asia.
Presiden VFF, Tran Quoc Tuan, menegaskan bahwa turnamen ini bukan hanya arena bermain sepak bola, tetapi juga kesempatan untuk "menyebarkan kecintaan terhadap sepak bola wanita kepada generasi muda" dan mempromosikan citra negara. Dengan persiapan yang matang, mulai dari organisasi hingga keahlian, tim putri Vietnam memiliki banyak faktor pendukung untuk menaklukkan puncak.
Mantan kapten Hien Luong mengungkapkan ekspektasi yang tinggi: "Saya yakin dengan keunggulan kandang dan dukungan antusias dari penonton, tim putri Vietnam akan mendapatkan lebih banyak energi dan kepercayaan diri. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kami masih tim nomor 1 di Asia Tenggara."
Berlangsung dari 6-19 Agustus di Vietnam, MSIG Serenity Cup™ 2025 akan menjadi tonggak penting, tidak hanya bagi sepak bola wanita Vietnam, tetapi juga bagi gerakan olahraga wanita di negara ini. Kejuaraan ini akan mengukuhkan posisi nomor satu di Asia Tenggara, sebuah respons atas kepercayaan dan dukungan jutaan penggemar.
Namun, untuk meraih podium kemenangan, tim putri berseragam merah perlu menjaga ketenangan, bermain dengan konsentrasi, dan memaksimalkan kekuatan kolektif mereka. Sejarah tidak akan terulang, tetapi dengan persiapan yang matang, pelatih veteran, bintang-bintang berpengalaman, dan stadion yang meriah, tim putri Vietnam memiliki dasar yang cukup untuk bermimpi memenangkan kejuaraan untuk keempat kalinya dalam sejarah turnamen.
Sumber: https://baovanhoa.vn/the-thao/co-hoi-khang-dinh-vi-the-so-1-dong-nam-a-141906.html






Komentar (0)