
Hoi An, kedai mi, terkadang hanya berupa sepasang tonggak bahu yang bisa dipindah-pindahkan—penjualnya membawa "restoran"-nya di sepanjang jalan. Setiap kali ada yang memesan, mereka hanya perlu mencari tempat kosong, menyiapkan beberapa kursi plastik, dan hidangan pun tersaji. Wisatawan juga bisa mengunjungi kedai mi "tradisional" terkenal yang telah berdiri selama beberapa dekade, seperti kedai mi ikan Chua Cau, kedai mi Ms. Xuan, dan kedai mi Ms. Quyt...
Baik menikmati banh canh di pinggir jalan maupun di tempat-tempat terkenal, pengunjung tetap merasakan nuansa yang familiar dan sederhana. Aroma tepung beras, beberapa tangkai daun bawang, dan ketumbar seakan merangkum cita rasa pedesaan. Panci banh canh yang mendidih di atas tungku arang mengingatkan kita pada masa kecil kita di dapur belakang rumah dengan hidangan-hidangan sederhana yang lezat.
Salah satu alasan mengapa sup mi Hoi An selalu dipilih oleh banyak wisatawan dalam "koleksi" camilan mereka adalah karena harganya. Sebagian besar pemilik kedai sup mi adalah penduduk lokal, tidak menyewa tempat, sehingga mereka mendapat untung dengan menjual dalam jumlah besar.
Bahan-bahannya tidak diimpor, melainkan dibuat sendiri dari tanaman lokal, sehingga harganya cukup "akrab" dan terjangkau. Mulai dari 15.000 VND, Anda bisa menikmati semangkuk kue panas, cukup untuk memuaskan warga Hoi An, mulai dari pelajar hingga pekerja.

Wisatawan dari jauh tak hanya bisa menemukan oleh-oleh, tetapi juga bisa berhenti sejenak untuk beristirahat dan bertukar cerita. Oleh karena itu, tak hanya merasakan cita rasa pedesaan dalam sajian yang familiar, para pengunjung seolah kembali ke pasar pedesaan kuno dengan camilan sederhana yang familiar.
Menikmati sup mi Hoi An tampaknya bisa dilakukan kapan saja, baik pagi-pagi sekali maupun sore hari. Awalnya, sup mi Hoi An hanyalah camilan bagi penduduk setempat, tetapi seiring waktu, sup mi Hoi An telah menjadi "merek" yang memikat banyak pengunjung.
Mi terbuat dari tepung beras, diremas dengan hati-hati dan menyeluruh. Adonan kemudian digiling tipis dan dipotong-potong seukuran gigitan dengan pisau. Terakhir, mi direbus. Setelah matang, Anda perlu segera memindahkannya ke dalam air dingin agar tidak saling menempel dan mempertahankan tekstur kenyalnya.
Menciptakan jiwa sup mi kota tua, tidak hanya dari minya, tetapi juga kaldunya, memainkan peran yang sangat penting. Tergantung pada setiap jenis sup mi, terdapat fleksibilitas dalam penyajian kaldu, seperti sup mi kepiting, sosis, dan kaki babi, dengan penambahan bahan-bahan yang sesuai. Meskipun telah divariasikan dan diubah sesuai selera pengunjung, selama bertahun-tahun, rasa manis kaldu tulang babi rebus tetap sama.
Entah sejak kapan, setiap mi telah berkontribusi mempererat hubungan antara masyarakat Hoi An dan wisatawan. Itulah nilai luar biasa yang tercipta dari semangkuk mi kecil yang intim.
Oleh karena itu, agar Hoi An selalu "lestari" di hati wisatawan, terkadang kita harus memulainya dengan hadiah sederhana—seperti menyimpan cita rasa asli semangkuk mi kuah Hoi An di jantung kota. Baru setelah menikmati kuliner Hoi An, wisatawan dapat benar-benar kembali ke dapur kecil mereka sendiri, tak ingin pergi!
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/con-thuong-banh-canh-thi-ve-pho-hoi-3138660.html
Komentar (0)