COVID-19 menular melalui debu atau aerosol: Pakar pediatrik angkat bicara

SKĐS - Menanggapi informasi bahwa COVID-19 dapat menular melalui aerosol - metode pengobatan yang umum diterapkan pada anak kecil, Associate Professor, Dr. Tran Minh Dien - Wakil Direktur Rumah Sakit Anak Nasional mengingatkan masyarakat untuk hanya menggunakan aerosol untuk anak-anak atas resep dokter dan harus mematuhi prosedur pengendalian infeksi yang ketat, tidak sembarangan memberikan aerosol kepada anak-anak.

Berbicara kepada PV suckhoedoisong.vn tentang masalah ini, Associate Professor, Dr. Tran Minh Dien - Wakil Direktur Rumah Sakit Anak Nasional mengatakan bahwa jika hanya satu orang yang menggunakan kaleng aerosol, tidak apa-apa; tetapi jika dua orang menggunakannya, mereka akan terinfeksi.

Menurut para ahli, COVID-19 dapat menyebar melalui aerosol - suatu metode pengobatan, bukan "debu" seperti yang diterjemahkan oleh pers dan bukan melalui "udara" seperti yang dipahami masyarakat.

Di sisi lain, jika aerosol di ruang perawatan terdapat orang sakit dalam jarak 2 meter, penyakit akan menular karena virus dari saluran pernapasan orang sakit akan terlepas melalui aerosol tersebut. Dengan demikian, penyakit akan menular ke orang-orang di sekitar.

Oleh karena itu, penggunaan aerosol perlu dibatasi, kecuali atas resep dokter. Saat menggunakan aerosol, prosedur teknis pengendalian infeksi harus diikuti.

Lebih lanjut, virus akan tetap ada di aerosol, mesin, dan permukaan benda-benda di sekitar pasien, sehingga berisiko terinfeksi akibat kontak permukaan. Tenaga medis yang melakukan prosedur ini pada pasien juga berisiko terinfeksi jika tidak mengikuti proses teknis pengendalian infeksi secara ketat," ujar Associate Professor Dien.

Profesor Madya, Dr. Tran Minh Dien.

Profesor Madya, Dr. Nguyen Thi Dieu Thuy - Kepala Departemen Pediatri, Universitas Kedokteran Hanoi , juga mengatakan bahwa aerosol adalah penularan melalui udara dalam bentuk partikel kabut kecil. Partikel kabut kecil dari nebulizer ini dapat melayang di udara, dan orang-orang di sekitar yang menghirup konsentrasi tinggi akan berisiko terinfeksi.

Menurut Dr. Truong Huu Khanh - Departemen Penyakit Menular - Neurologi, Rumah Sakit Anak 1, "aerosol", sumber penularan baru yang diperingatkan oleh para ilmuwan Shanghai dalam konteks ini, seharusnya diterjemahkan sebagai "aerosol". "Debu" tidaklah akurat dan tidak mungkin dapat beterbangan di udara normal karena aerosol hanya digunakan di fasilitas medis!

Oleh karena itu, orang yang perlu memperhatikan penemuan baru ini adalah rumah sakit dan fasilitas medis saat menggunakan aerosol untuk merawat pasien.

Gambar difusi aerosol. Ilustrasi.

Sebelumnya, berbicara pada konferensi pers di Shanghai (Tiongkok) pada tanggal 8 Februari, Tn. Zeng Qun - Wakil Direktur Biro Urusan Sipil Kota Shanghai, mengatakan bahwa para ahli medis dan pencegahan epidemi telah menetapkan bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui aerosol, menurut Kantor Berita Xinhua.

Beberapa informasi menyebutkan bahwa aerosol adalah "gas debu" tetapi menurut para ahli, aerosol adalah metode pengobatan, nama Vietnamnya adalah "aerosol".

Nebulisasi adalah metode pengembunan obat dalam bentuk kabut menggunakan mesin, yang memengaruhi sistem mukosa saluran pernapasan atas atau bawah. Metode ini merupakan pengobatan lokal untuk penyakit mukosa saluran pernapasan seperti laringitis, rinofaringitis, trakeobronkitis, sinusitis, dll. Saat dihirup, obat dalam bentuk kabut yang dihasilkan mesin akan terdorong untuk menempel pada silia pada mukosa saluran pernapasan. Dengan demikian, obat akan langsung memengaruhi area yang terinfeksi.

Jadi COVID-19 dapat menyebar melalui aerosol - suatu metode pengobatan, bukan "debu" sebagaimana pers menerjemahkannya dan bukan melalui "udara" sebagaimana dipahami masyarakat.

Sumber: https://suckhoedoisong.vn/covid-19-lay-qua-bui-khi-hay-khi-dung-chuyen-gia-nhi-khoa-len-tieng-169168681.htm