Di Facebook, ada informasi bahwa "Departemen Pajak mengirim surat resmi melalui SPX, menerima pembayaran sebesar 80 ribu, ketika penerima membukanya, isinya adalah fotokopi dokumen lembaga negara...".
Menghadapi situasi ini, pada sore hari tanggal 24 September, seorang perwakilan dari Departemen Pajak mengonfirmasi bahwa konten tersebut palsu dan tidak dikirim oleh Departemen Pajak dan unit pajak. "Masyarakat perlu berhati-hati, mengambil tindakan pencegahan, dan segera memberi tahu pihak berwenang terdekat jika subjek menghubungi untuk mengirim dan menuntut pembayaran biaya pengiriman," ujar seorang perwakilan dari Departemen Pajak.
Ditjen Pajak juga meminta agar Kantor Pos dan unit yang memiliki fungsi pengangkutan apabila menerima amplop Ditjen Pajak palsu, agar segera menginformasikan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan koordinasi dalam verifikasi dan klarifikasi.
Di Kota Ho Chi Minh, Pajak Kota Ho Chi Minh juga baru saja mengeluarkan peringatan tentang munculnya grup Facebook bernama "Pajak Kota Ho Chi Minh", yang mengatasnamakan Departemen Pajak, yang dapat dengan mudah menyebabkan kebingungan bagi para pembayar pajak.
"Grup Facebook ini menggunakan gambar dan informasi dari Departemen Pajak, tetapi ini bukan kanal resmi. Saat ini, satu-satunya halaman penggemar resmi Pajak Kota Ho Chi Minh telah diverifikasi oleh Facebook dengan centang biru," ujar seorang perwakilan Pajak Kota Ho Chi Minh.
Halaman Penggemar: https://www.facebook.com/share/1ABJFx9XQ2/;
Zalo: https://zalo.me/639794428184959354;
Youtube: https://youtube.com/@thuetphochiminh
Selain itu, Departemen Pajak juga mengoperasikan grup Facebook untuk mendukung pembayar pajak: Grup "Jawaban - Dukungan untuk penyelesaian pajak penghasilan pribadi"; Grup "Dukungan untuk rumah tangga bisnis".
Departemen Pajak Kota Ho Chi Minh menganjurkan agar halaman dan grup lain, bila menerbitkan ulang artikel Departemen Pajak, harus mencantumkan sumber sesuai dengan peraturan perundang-undangan; sekaligus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan menghindari pemanfaatan informasi dari halaman palsu.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak juga mengingatkan adanya fenomena oknum oknum oknum yang berkedok sebagai oknum petugas pajak dengan meminta kepada organisasi, badan usaha, dan rumah tangga pelaku usaha untuk melakukan pemutakhiran informasi sesuai model pemerintahan daerah 2 tingkat.
Otoritas pajak menegaskan: Organisasi, badan usaha, dan rumah tangga bisnis tidak diwajibkan untuk menyerahkan kartu tanda penduduk, izin usaha, atau sertifikat pendaftaran pajak untuk memperbarui informasi sesuai dengan model pemerintah daerah 2 tingkat. Oleh karena itu, wajib pajak perlu mewaspadai tindakan pengaburan identitas otoritas pajak melalui telepon, email, atau pesan teks untuk menipu dan mendapatkan keuntungan.
Berdasarkan basis data pendaftaran pajak yang telah diperbarui, Direktorat Jenderal Pajak akan mengirimkan notifikasi kepada organisasi, badan usaha, dan rumah tangga pelaku usaha mengenai alamat terbaru wajib pajak sesuai wilayah administrasi baru dan informasi dari instansi pengelola pajak langsung. Wajib pajak perlu waspada dan tidak mengikuti instruksi dari sumber informasi yang tidak resmi, ujar seorang perwakilan Direktorat Jenderal Pajak.
Apabila wajib pajak perlu memutakhirkan alamatnya sesuai dengan batasan administratif baru pada Sertifikat Pendaftaran Usaha, wajib menghubungi instansi yang berwenang dalam pendaftaran usaha untuk mendapatkan petunjuk sesuai peraturan.
Menurut Departemen Pajak, apabila mengalami kendala, wajib pajak dapat menghubungi hotline kantor pajak langsung atau nomor telepon dan email petugas pendukung perpajakan yang tercantum pada portal informasi elektronik Departemen Pajak untuk memperoleh arahan dan dukungan terkait kebijakan perpajakan selama proses pengurusan sesuai model pemerintahan daerah 2 tingkat.
Sumber: https://baotintuc.vn/phap-luat/cuc-thue-len-tieng-viec-gia-mao-lua-nguoi-dan-nhan-cong-van-tra-tien-20250924171035318.htm
Komentar (0)