"Titik-titik merah" kecil yang dideteksi Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) NASA sejak tahun 2022 mungkin bukan galaksi yang luar biasa matang seperti yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya, melainkan jenis objek yang benar-benar baru: "bintang lubang hitam" – gumpalan gas raksasa yang mengelilingi lubang hitam supermasif.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, tim internasional yang dipimpin oleh ilmuwan Universitas Penn State mengatakan data spektroskopi menunjukkan bahwa titik-titik merah tersebut bukanlah hasil penggabungan banyak bintang dingin, melainkan berasal dari bola gas hidrogen yang sangat besar.
Di pusatnya terdapat lubang hitam supermasif yang menyedot materi dengan kecepatan luar biasa, mengubahnya menjadi energi dan memancarkan cahaya.
"Awalnya kami mengira ini adalah galaksi kecil yang dipenuhi bintang-bintang dingin, tetapi ternyata itu adalah bintang raksasa yang sangat dingin, yang dialiri oleh lubang hitam di pusatnya," kata rekan penulis studi Joel Leja dari Penn State.
Tim menghabiskan hampir 60 jam pengamatan dengan JWST dari Januari hingga Desember 2024, mengumpulkan spektrum dari 4.500 galaksi jauh. Di antara galaksi-galaksi tersebut, sebuah objek yang dijuluki "The Cliff" menunjukkan massa yang sangat besar, cahaya yang dipancarkan 11,9 miliar tahun dari Bumi, mengungkapkan sifatnya sebagai lubang hitam supermasif yang terbungkus dalam bola gas panas raksasa.
Menurut para ilmuwan, "bintang lubang hitam" mungkin merupakan tahap awal pembentukan lubang hitam supermasif di pusat galaksi saat ini.
Deteksi JWST terhadap berbagai tanda objek jenis ini membuka penjelasan mengapa lubang hitam masif muncul lebih awal di alam semesta.
"Ini adalah hipotesis pertama yang paling sesuai dengan data," kata Anna de Graaff dari Institut Astronomi Max Planck, penulis korespondensi studi tersebut. "Kami akan terus mengujinya dengan menganalisis kerapatan gas dan luminositas 'bintang lubang hitam' ini."
Namun, kelompok tersebut menekankan bahwa misteri tersebut belum terpecahkan, karena "titik merah" terlalu jauh dan terlalu kecil untuk diamati secara rinci.
Pak Leja menyimpulkan: "Alam semesta lebih aneh daripada yang kita bayangkan. Yang bisa kita lakukan adalah terus mengikuti petunjuk yang ditinggalkannya."
Source: https://www.vietnamplus.vn/da-co-loi-giai-giach-cho-su-xuat-hien-som-cua-cac-ho-den-lon-trong-vu-tru-post1061573.vnp






Komentar (0)