Menggunakan analisis baru, para peneliti menemukan bahwa peningkatan suhu sebesar 3 derajat Fahrenheit dapat mengurangi hasil panen stroberi hingga 40%.
Studi ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim dapat berdampak langsung pada makanan yang kita sukai, menyoroti pentingnya praktik pertanian berkelanjutan untuk menjaga pasokan pangan yang stabil, kata penulis studi Dr Poornima Unnikrishnan.
Praktik pertanian berkelanjutan dapat mencakup mengoptimalkan irigasi untuk memastikan pasokan air yang cukup selama gelombang panas, menggunakan irigasi tetes dan merencanakan operasi untuk menghindari periode puncak panas, serta menggunakan pohon peneduh dan memasang struktur peneduh untuk meminimalkan tekanan panas.
Tim memutuskan untuk memulai analisis mereka dengan stroberi karena popularitasnya dan masa simpannya yang sangat singkat. Hasil studi ini menyoroti potensi implikasi ketersediaan produk impor dari California.
Para peneliti menggunakan model yang memprediksi kehilangan hasil panen dengan menghubungkan anomali suhu udara dengan hasil panen stroberi. Proses ini memungkinkan pengukuran variabilitas yang lebih besar dari waktu ke waktu dan memberikan temuan paling akurat hingga saat ini.
Kami berharap pemahaman yang lebih baik tentang dampak kenaikan suhu terhadap hasil panen akan membantu pemerintah dan petani mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan. Para petani perlu mengadopsi strategi baru untuk mengatasi pemanasan global, ujar Ponnambalam.
Stroberi merupakan salah satu komoditas paling menguntungkan bagi perekonomian California dan AS. Pasar stroberi sendiri diperkirakan bernilai lebih dari $3 miliar pada tahun 2022.
[iklan_2]
Sumber: https://www.mard.gov.vn/Pages/dau-tay-se-tro-nen-dat-do-hon-trong-boi-canh-nong-len-toan-cau.aspx
Komentar (0)