Kementerian Keamanan Publik (unit perancang) baru saja menyelesaikan rancangan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas Jalan.
Tambahkan formulir baru untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas
Dalam rancangan tersebut, Kementerian Keamanan Publik mengusulkan langkah-langkah yang dapat digunakan oleh kepolisian lalu lintas untuk mendeteksi pelanggaran hukum mengenai ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan.
Secara spesifik, Pasal 66 Rancangan Undang-Undang tentang Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Lalu Lintas Jalan secara jelas menyebutkan bahwa satuan patroli dan pengaturan lalu lintas dapat menggunakan tujuh metode untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas.
Pertama, sistem dioperasikan dan digunakan untuk memantau keamanan, ketertiban, dan menangani pelanggaran ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan.
Kedua, menggunakan sistem kamera kontrol lalu lintas dan sistem peralatan teknis untuk mengendalikan beban kendaraan.
Ketiga, polisi lalu lintas diizinkan menggunakan peralatan teknis, kendaraan, dan perangkat pintar tambahan untuk mendukung pengaturan lalu lintas.
Keempat, pihak berwenang diperbolehkan memanfaatkan data dari perangkat pemantau perjalanan, merekam gambar pengemudi, memastikan keselamatan perjalanan sesuai peraturan; menerima data yang dikumpulkan dari pekerjaan pengendalian beban kendaraan.
Kelima, polisi lalu lintas diperbolehkan mengeksploitasi dan menggunakan informasi dalam pangkalan data tentang ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan.
Keenam, dalam patroli dan pemeriksaan, polisi lalu lintas juga melakukan pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan pemeriksaan langsung untuk mendeteksi pelanggaran di jalan raya.
Ketujuh, Polisi Lalu Lintas akan menerima dan memproses laporan, umpan balik, rekomendasi, dan data yang dikumpulkan dari kendaraan dan peralatan teknis organisasi dan individu sesuai dengan peraturan Pemerintah .
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku saat ini tentang bentuk-bentuk patroli dan pengendalian ketertiban dan keselamatan lalu lintas, maka dalam Rancangan Undang-Undang ini ditambahkan bentuk-bentuk baru, yaitu: Melalui sistem kamera pengatur lalu lintas dan sistem peralatan teknis pengendali beban kendaraan bermotor; Peralatan pintar pendukung pengaturan lalu lintas; Alat pemantau perjalanan, perekam gambar gerak pengemudi, menjamin keselamatan perjalanan sesuai ketentuan; Penerimaan data hasil pekerjaan pengendalian beban kendaraan; Informasi dalam pangkalan data ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan.
Kasus dimana polisi lalu lintas diperbolehkan menghentikan kendaraan untuk pemeriksaan dan pengendalian
Selain itu, dalam Pasal 65 rancangan ini mengatur bahwa polisi lalu lintas diperbolehkan menghentikan kendaraan yang ikut serta dalam lalu lintas jalan untuk keperluan pemeriksaan dan pengendalian apabila terdapat salah satu alasan berikut.
Pertama, apabila ditemukan adanya pelanggaran hukum atau mempunyai dasar yang kuat untuk menetapkan adanya pelanggaran hukum ketertiban umum, keselamatan lalu lintas, atau pelanggaran hukum lainnya.
Kedua, mematuhi perintah serta rencana patroli dan pengendalian dari instansi yang berwenang untuk mendeteksi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang ketertiban dan keselamatan lalu lintas yang mengharuskan penghentian kendaraan untuk diperiksa.
Ketiga, bertugas melindungi keamanan nasional, memelihara ketertiban dan keselamatan sosial, serta memerangi dan mencegah kejahatan; mencegah dan menanggulangi bencana alam; mencegah dan menanggulangi kebakaran dan penyelamatan; serta mencegah dan menanggulangi wabah penyakit.
Keempat, ada laporan, kecaman, refleksi, rekomendasi, dan permintaan dari lembaga, organisasi, dan individu tentang kejahatan dan pelanggaran hukum lainnya.
Kebijaksanaan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)