Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang transformasi digital, transformasi hijau, dan penerapan kecerdasan buatan (AI) telah menyebar dengan kuat, memengaruhi semua bidang secara mendalam. Perdagangan elektronik (e-commerce) secara bertahap menggantikan perdagangan tradisional. Manajemen operasional berbasis data secara bertahap menggantikan model manual yang rumit. Layanan publik, pembayaran digital, koneksi rantai pasokan digital... telah dan sedang membentuk kembali seluruh ekosistem bisnis. Menyadari tren yang tak terelakkan ini, belakangan ini, banyak perusahaan di Departemen Logistik dan Teknik Umum telah secara proaktif menerapkan digitalisasi untuk meningkatkan produksi dan kapasitas bisnis; mendorong restrukturisasi tata kelola dan model operasional, serta secara bertahap mewujudkan tujuan membangun ekosistem bisnis dual-use yang modern dan terdigitalisasi secara komprehensif.

Perusahaan Saham Gabungan 26 adalah salah satu perusahaan pertama yang menerapkan digitalisasi dan identifikasi produk pertahanan menggunakan kode QR. Dalam foto: Para pimpinan Departemen Logistik dan Teknologi Umum sedang meninjau produk-produk yang diproduksi oleh Perusahaan.

Di Korporasi 28, dalam beberapa tahun terakhir, Komite Partai dan komandan unit selalu berfokus pada kepemimpinan dan pengarahan promosi transformasi digital dan dengan jelas mengidentifikasi transformasi digital sebagai strategi jangka panjang yang berkaitan erat dengan tugas-tugas produksi dan bisnis. Banyak tugas pada dasarnya telah diterapkan pada perangkat lunak, membantu meningkatkan kecepatan pemrosesan kerja, meningkatkan efisiensi manajemen dan operasional, serta menghemat waktu dan biaya bagi unit. Selain itu, Korporasi 28 juga mempromosikan penerapan AI dalam manajemen produksi dan memprioritaskan pengembangan industri pendukung, serta memerangi barang palsu. Berkat transformasi digital yang kuat, target produksi dan bisnis tahunan telah meningkat, memastikan lapangan kerja yang baik dan pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan bisnis di industri yang sama.

Di Perusahaan Saham Gabungan 26, Komite Partai Perusahaan telah mengeluarkan resolusi khusus tentang kepemimpinan kegiatan transformasi digital. Berkat keberhasilan penerapan perangkat lunak manajemen perusahaan, aktivitas terkait manajemen kerja, persetujuan, proposal, permintaan, dan sebagainya, semuanya dilakukan melalui perangkat lunak tersebut. Selain itu, Perusahaan telah menerapkan digitalisasi dan identifikasi produk pertahanan menggunakan kode QR, yang membantu melacak asal barang, beserta petunjuk penggunaannya. Hingga saat ini, semua produk pertahanan yang diproduksi di Perusahaan diidentifikasi dengan kode QR berhak cipta, sehingga memudahkan proses pengelolaan dan penggunaan.

Hasil di atas menunjukkan bahwa bisnis memiliki pemahaman yang tepat dan kebutuhan nyata akan transformasi digital, serta ingin menerapkan transformasi digital secara sistematis dan efektif, sesuai dengan karakteristik pertahanan negara dan penggunaan ganda. Bisnis tidak lagi bertanya "haruskah kita melakukannya?" tetapi secara proaktif mencari cara untuk "melakukannya dengan benar dan akurat."

Namun, para ahli juga menunjukkan kesalahpahaman umum tentang transformasi digital yang menyebabkan unit investasi membuang-buang uang dan gagal dalam implementasi. Situasi umum meliputi manajemen yang terfragmentasi, sistem teknologi informasi yang terputus-putus, dan data yang tidak dapat dimanfaatkan. Terlebih lagi, terdapat kekurangan solusi praktis dan layak yang dimulai dari pemikiran kepemimpinan hingga restrukturisasi sistem operasi... Atas dasar itu, banyak ahli telah memberikan rekomendasi bagi bisnis untuk memahami langkah-langkah dasar transformasi digital dengan baik, termasuk: Membangun strategi digital dan budaya digital; merestrukturisasi manajemen dan operasional; menstandardisasi dan menyinkronkan data; mengotomatiskan proses secara komprehensif; berinvestasi dalam teknologi, peralatan, dan platform yang tepat; serta memanfaatkan, menganalisis, dan beroperasi berdasarkan data waktu nyata, melayani pelanggan, sumber daya manusia, dan mengoptimalkan operasional.

Transformasi digital tidak dimulai dengan teknologi, melainkan dengan kesadaran para pemimpin; transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan tugas strategis yang vital. Perusahaan perlu memahami hakikat transformasi digital yang sesungguhnya, yaitu mentransformasi model operasional, memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan, bukan sekadar "membeli perangkat lunak". Hanya ketika perusahaan memiliki kapasitas untuk beroperasi secara modern, memanfaatkan data secara efektif, mengotomatiskan proses, dan mengambil keputusan tepat waktu, mereka dapat menjalankan tugas-tugas politik dan pertahanan yang diberikan dengan baik; sekaligus, berpartisipasi secara mendalam dan efektif dalam produksi ekonomi komoditas, dengan memanfaatkan sumber daya yang dialokasikan oleh Negara dan Angkatan Darat.

    Sumber: https://www.qdnd.vn/quoc-phong-an-ninh/xay-dung-quan-doi/doanh-nghiep-hau-can-chu-dong-chuyen-doi-so-1013931