Pariwisata lokal yang berlebihan menimbulkan banyak masalah bagi tempat wisata di Jepang.
Menurut Badan Pariwisata Jepang, pada Mei 2025, jumlah wisatawan mancanegara ke Jepang mencapai 3.693.300, meningkat 21,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini sangat mengesankan, mengingat Mei adalah waktu berakhirnya musim bunga sakura di Jepang dan spekulasi tentang "bencana super" akibat gempa bumi di Palung Nankai pun merebak.
Secara total, dari Januari hingga Mei 2025, jumlah wisatawan mancanegara ke Jepang mencapai 18.139.529, angka tertinggi sepanjang sejarah. Perusahaan-perusahaan perjalanan Jepang juga memperkirakan bahwa, dengan tingkat pertumbuhan saat ini, jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2025 kemungkinan akan melampaui angka 40 juta—sebuah rekor baru bagi industri pariwisata Jepang.
Pada Mei 2025, India memimpin dalam laju peningkatan pengunjung ke "Negeri Bunga Sakura", diikuti oleh Korea Selatan, Tiongkok, dan AS. Sementara itu, Vietnam, pada tahun 2024, berada di peringkat ke-6 dari 23 pasar utama dengan laju peningkatan pengunjung tertinggi. Memasuki tahun 2025, hingga Mei, Vietnam terus mempertahankan posisinya di peringkat ke-9 dalam daftar 21 pasar dengan pertumbuhan tercepat di industri pariwisata Jepang.
Selain manfaat yang besar, kelebihan turis asing juga menimbulkan banyak masalah bagi destinasi-destinasi wisata di Jepang—di mana terlalu banyak pengunjung datang pada waktu yang bersamaan. Kelebihan turis asing ini juga menyebabkan orang Jepang menjauhi destinasi wisata terkenal di negara ini untuk menghindari keramaian. Selain itu, terjadi pula peningkatan kejahatan yang melibatkan oknum asing.
Dalam konteks itu, Jepang menganjurkan di satu sisi untuk terus mempromosikan daya tarik wisatawan asing, di sisi lain menerapkan banyak langkah sinkron untuk mengurangi beban di beberapa tujuan wisata, memastikan keselamatan bagi masyarakat dan wisatawan.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/du-lich-nhat-ban-lap-ky-luc-moi-bat-chap-don-doan-ve-tham-hoa-20250709062518098.htm
Komentar (0)