Sebagaimana diberitakan Surat Kabar PNVN, pada tanggal 25 Maret di Gedung DPR , Komite Tetap DPR menyelenggarakan Konferensi ke-7 para deputi DPR penuh waktu, periode XV, untuk membahas dan memberikan pendapat atas rancangan undang-undang yang diajukan kepada DPR pada Sidang ke-9.
Terkait beberapa isu utama dalam penerimaan, penjelasan, dan revisi Rancangan Undang-Undang Guru, terkait kewenangan perekrutan guru (Pasal 14), banyak pendapat yang sependapat dengan aturan tentang pengalihan kewenangan perekrutan guru kepada sektor Pendidikan ; ada pendapat yang mengusulkan klarifikasi lembaga-lembaga yang terdesentralisasi dan berwenang merekrut. Komite Tetap Kementerian Kebudayaan dan Sosial menyatakan: Pengalihan kewenangan kepada sektor Pendidikan untuk memimpin, memberikan nasihat, dan menyelenggarakan perekrutan guru merupakan salah satu kebijakan baru yang menarik perhatian masyarakat.
Berdasarkan kebutuhan praktis dan pelaksanaan kebijakan desentralisasi, pendelegasian wewenang, dan penyerapan pendapat delegasi, rancangan Undang-Undang ini direvisi ke arah desentralisasi kewenangan kepada sektor pendidikan untuk merekrut guru secara proaktif; pada saat yang sama, melakukan desentralisasi sepenuhnya ke arah pemberian wewenang kepada kepala lembaga pendidikan publik di semua jenjang pendidikan umum, pendidikan kejuruan, dan pendidikan tinggi untuk merekrut guru secara proaktif.
Bagi lembaga pendidikan umum negeri yang tidak memiliki sarana dan kemampuan untuk melakukan rekrutmen, badan pengelola pendidikan wajib melakukan rekrutmen.
Untuk lembaga pendidikan prasekolah, karena sulitnya memastikan skala, kondisi, dan kapasitas, kewenangan perekrutan guru prasekolah berada di tangan pemerintah daerah. Apabila semua persyaratan terpenuhi, kepala lembaga pendidikan prasekolah akan melaksanakan perekrutan sesuai dengan kewenangannya.
Delegasi DPR yang purna tugas bahas RUU Guru di rapat kerja
Bagi lembaga pendidikan negeri milik angkatan bersenjata, rekrutmen guru diserahkan kepada Menteri Keamanan Publik dan Menteri Pertahanan Nasional untuk diatur sesuai dengan karakteristik spesifik bidangnya. Rekrutmen guru di sekolah-sekolah lembaga negara, organisasi politik, dan organisasi sosial-politik yang melaksanakan tugas pengajaran, pelatihan, dan pembinaan akan diputuskan dan dipandu oleh otoritas yang berwenang mengelola lembaga pendidikan tersebut.
Bagi lembaga pendidikan non-negeri, rekrutmen guru dilakukan oleh pimpinan lembaga pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang organisasi dan tata kerja lembaga pendidikan.
RUU ini juga memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk mengatur secara rinci kewenangan dan isi terkait rekrutmen guru pada lembaga pendidikan negeri; dan mengatur rekrutmen guru asing.
Tampilan sesi diskusi
Selain itu, terdapat pendapat yang menyarankan klarifikasi mata pelajaran prioritas dan mata pelajaran dengan hak istimewa khusus dalam rekrutmen guru. Menanggapi pendapat para anggota DPR, Komite Tetap DPR telah mengarahkan revisi rancangan Undang-Undang untuk mendefinisikan secara jelas mata pelajaran prioritas dalam rekrutmen guru dalam Pasal 14 Pasal 3; menetapkan mata pelajaran yang memiliki kebijakan untuk menarik dan mempromosikan guru, termasuk kebijakan preferensial dalam rekrutmen dalam Pasal 27 Pasal 1 dan 2.
Bersamaan dengan itu, Rancangan Undang-Undang ini mengubah ketentuan penerimaan guru pada lembaga pendidikan negeri dengan arah memandang penerimaan guru sebagai perkara khusus dalam rekrutmen (tidak melalui proses rekrutmen normal) agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang rekrutmen khusus pegawai negeri sipil; menugaskan Pemerintah untuk menetapkan secara rinci syarat, mata kuliah, proses, dan dokumen penerimaan guru.
Sumber: https://phunuvietnam.vn/du-thao-luat-nha-giao-phan-quyen-cho-nganh-giao-duc-chu-dong-trong-tuyen-dung-nha-giao-20250325161644216.htm
Komentar (0)