Jaringan listrik Vietnam menghadapi tantangan ganda, yaitu pertumbuhan ekonomi digital yang pesat dan gelombang perkembangan kecerdasan buatan (AI). Permintaan listrik, terutama dari pusat data dan aplikasi AI, meningkat pesat, memberikan tekanan besar pada sistem kelistrikan nasional. Di saat yang sama, struktur pembangkit listrik juga semakin terdiversifikasi dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Dalam konteks tersebut, digitalisasi jaringan listrik dan penerapan teknologi modern, termasuk AI, telah menjadi persyaratan mendesak untuk memastikan operasi yang efisien dan berkelanjutan.

DSC_2318.jpg
Bapak Dong Mai Lam, Direktur Utama Schneider Electric Vietnam dan Kamboja, berbagi dalam konferensi pers pada sore hari tanggal 17 September. Foto: Panitia Penyelenggara

Pusat data AI mengonsumsi listrik dalam jumlah besar, mulai dari ratusan MW hingga gigawatt, jauh lebih banyak daripada pusat data tradisional. Hal ini membutuhkan strategi energi jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik yang cukup, tetapi juga pada memastikan daya yang bersih dan stabil.

Menurut laporan “Vietnam Artificial Intelligence Market Size & Forecast 2032” oleh Credence Research, pada tahun 2040, AI dapat menyumbang lebih dari 130 miliar USD terhadap perekonomian Vietnam.

Untuk memenuhi potensi ini, persiapan infrastruktur energi menjadi kunci. Namun, investor masih memiliki beberapa kekhawatiran tentang pasokan listrik, terutama ketidakstabilan lokal yang dapat terjadi selama periode puncak musim panas. Selain harga listrik, yang paling mereka pedulikan adalah apakah pasokan listrik stabil dan bersih.

Untuk mengatasi tantangan ini, EVN menerapkan solusi teknologi utama. Perwakilan Schneider Electric menyatakan bahwa mereka menyediakan serangkaian solusi digital dan perangkat lunak untuk membantu EVN mengoptimalkan operasi dan manajemen jaringan. Salah satu arahan utama adalah penerapan Sistem Manajemen Daya Terdistribusi (DERMS).

Solusi ini memungkinkan EVN untuk secara efisien menghubungkan dan mengoordinasikan sumber energi terbarukan yang berkembang pesat, mulai dari ladang angin, tenaga surya, hingga sistem penyimpanan energi. Dikombinasikan dengan platform analitik data dan AI, sistem ini dapat memperkirakan, mengoptimalkan operasi, dan mengurangi risiko ketidakseimbangan jaringan.

Selain itu, EVN juga memprioritaskan penghematan dan penggunaan energi secara efisien. Bapak Dong Mai Lam, Direktur Jenderal Schneider Electric Vietnam dan Kamboja, berkomentar bahwa menghemat 5% listrik lebih mudah daripada menambah 5% kapasitas jaringan listrik.

Di masa depan, pusat data akan menghadapi dua tantangan utama: efisiensi penggunaan listrik (optimalisasi mulai dari desain, peralatan, hingga operasional, menggabungkan AI untuk mengelola konsumsi listrik) dan pasokan bersih (meningkatkan proporsi energi terbarukan, mengurangi penggunaan batu bara sesuai Rencana Energi VIII, dan mempertimbangkan sumber energi baru seperti tenaga nuklir). Hal ini juga sejalan dengan komitmen Vietnam untuk mengurangi emisi pada COP26.

Dr. Tran Van Khai, Wakil Ketua Komite Sains , Teknologi, dan Lingkungan Majelis Nasional, menegaskan bahwa dalam 5 tahun ke depan, banyak perusahaan inovatif besar dunia akan hadir di Vietnam. Oleh karena itu, persiapan infrastruktur dan ekosistem yang matang merupakan prasyarat untuk mengantisipasi dan mendampingi perkembangan ini. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Vietnam untuk mendorong digitalisasi, memodernisasi jaringan listrik, dan mempersiapkan fase pertumbuhan baru yang terkait dengan ledakan AI dan ekonomi digital.

Mempersiapkan lembaga yang baik agar AI menjadi alat yang optimal bagi manajemen dan produksi yang cerdas Dr. Tran Van Khai, Wakil Ketua Komite Majelis Nasional untuk Sains, Teknologi, dan Lingkungan, mengatakan bahwa Vietnam sedang mempersiapkan lembaga yang baik agar AI menjadi alat yang optimal bagi manajemen dan produksi yang cerdas.

Sumber: https://vietnamnet.vn/evn-lam-gi-de-giai-con-khat-nang-luong-tu-ai-va-trung-tam-du-lieu-2443674.html