Perlambat dan jaga tangan tetap stabil di kemudi
Ketika langit mulai gelap, angin bertiup kencang, dan suhu turun drastis, pengemudi perlu segera menyadari bahwa ini pertanda akan datangnya badai. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan hingga batas aman sekitar 20-30 km/jam, tergantung medan. Jangan terus melaju dengan kecepatan tinggi karena hembusan angin kencang dapat menyebabkan kendaraan keluar jalur, terutama pada SUV dan truk pikap dengan bodi tinggi dan pusat gravitasi tinggi.
Dalam kondisi jarak pandang terbatas akibat hujan, debu, atau dedaunan yang beterbangan, pengemudi sebaiknya menyalakan lampu dekat dan lampu hazard agar lebih mudah terlihat oleh kendaraan di sekitar. Pengemudi juga harus memegang kemudi dengan erat, menghindari tikungan tajam atau perpindahan jalur secara tiba-tiba. Di jalan raya, jembatan layang, atau jembatan besar seperti Nhat Tan dan Vinh Tuy, yang anginnya seringkali lebih kencang, mengendalikan arah kendaraan menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Jangan mencoba untuk "menahan badai"
Banyak pengemudi memiliki mentalitas "mengebut untuk menghindari angin dan hujan", tetapi ini adalah kesalahan yang berpotensi berisiko. Dalam kondisi cuaca buruk, faktor tak terduga seperti benda tertiup angin, pohon tumbang, tiang listrik tumbang, atau pengendara sepeda motor jatuh di tengah jalan dapat terjadi. Jika angin terasa terlalu kencang, kendaraan berguncang hebat, pengemudi harus segera mencari tempat yang aman untuk berhenti.
Namun, tidak semua tempat aman untuk parkir. Hindari tempat di bawah pohon besar, papan reklame, atap logam, tiang listrik, atau gardu induk. Di area-area ini, kecelakaan seperti pohon tumbang dan benda jatuh dapat dengan mudah terjadi saat angin kencang. Tempat yang lebih aman mungkin adalah tempat parkir beratap, pom bensin, pusat perbelanjaan, atau sudut jalan dengan trotoar yang lebar, tinggi, dan terbuka.
Saat berhenti, nyalakan lampu hazard, aktifkan rem tangan, dan tutup semua jendela. Jika ada anak-anak atau lansia di dalam mobil, buka ventilasi kecil jika berhenti lama. Namun, jangan pernah meninggalkan mobil saat cuaca di luar masih berbahaya.
Jangan mengemudi saat merekam atau menyiarkan langsung badai.
Masalah umum lainnya di era media sosial adalah pengemudi yang merekam dan menyiarkan langsung badai saat mengemudi. Hal ini tidak hanya mengganggu konsentrasi, tetapi juga membuat pengemudi tidak dapat bereaksi tepat waktu ketika situasi tak terduga muncul. Ketika kondisi cuaca memburuk, pengemudi perlu memprioritaskan pengamatan, penanganan, dan pencegahan risiko.
Jika Anda benar-benar perlu memeriksa cuaca, lakukan hanya saat mobil benar-benar berhenti di tempat yang aman. Menggunakan ponsel saat mengemudi, terutama dalam keadaan darurat, dapat mengakibatkan konsekuensi serius.
Periksa mobil Anda setelah melewati badai petir
Setelah cuaca stabil, pengemudi sebaiknya segera memeriksa kendaraannya. Angin kencang dapat membuat kaca spion kendur, bumper terbentur, pelat nomor hilang, jendela pecah, atau wiper kaca depan rusak. Periksa juga permukaan ban dan bagian bawah kendaraan jika terdapat banyak pohon tumbang atau batu.
Untuk kendaraan listrik dan hibrida, perhatian khusus perlu diberikan jika kendaraan telah melewati daerah dengan hujan lebat dan banjir ringan. Jika tercium bau terbakar, lampu peringatan menyala tidak normal, atau sensasi berkendara tidak stabil, kendaraan harus dibawa ke bengkel untuk pemeriksaan sistem kelistrikan dan baterai secara menyeluruh.
Tak ada perjalanan yang lebih penting daripada keselamatan penumpang. Saat badai, yang terpenting bukanlah tiba di rumah beberapa menit lebih awal, melainkan tiba di sana dengan selamat. Dengan cuaca yang semakin ekstrem dan tak terduga, pengemudi perlu membekali diri tidak hanya dengan pengetahuan berkendara yang aman saat hujan, tetapi juga keterampilan untuk menghadapi angin kencang dan badai.
Sumber: https://baonghean.vn/gap-mua-giong-gio-lon-khi-dang-lai-o-to-lam-gi-de-giu-an-toan-10302704.html
Komentar (0)