Untuk memperjelas peran KTTN yang semakin penting dalam pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berkelanjutan di provinsi tersebut beserta hasil-hasil luar biasa dalam pelaksanaan Resolusi No. 68-NQ/TW Politbiro , wartawan Surat Kabar, Radio dan Televisi Gia Lai mewawancarai Bapak Vo Mai Hung - Wakil Direktur Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

* Tuan, setelah periode pelaksanaan Resolusi No. 68 Politbiro tentang pengembangan ekonomi swasta, hasil luar biasa apa yang telah dicatat oleh provinsi ini?
Dapat dikatakan bahwa KTTN di provinsi ini telah menegaskan peran kuncinya. Pada periode 2016-2020, provinsi ini hanya memiliki rata-rata 585 perusahaan baru yang berdiri setiap tahun, tetapi pada periode 2021-2025, jumlah ini meningkat hampir 3 kali lipat, mencapai 1.567 perusahaan/tahun, sehingga total perusahaan yang beroperasi menjadi 17.500.
Selain itu, kami memiliki sekitar 66.900 rumah tangga bisnis yang beroperasi dan hampir 350 model ekonomi pertanian.
Kontribusi KTTN sangat jelas: menyumbang 80% PDRB provinsi, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8% per tahun, lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan umum provinsi (6,3% per tahun). Dalam periode 2016-2025, KTTN menciptakan 71.200 lapangan kerja, setara dengan 93% lapangan kerja dalam perekonomian.
Pendapatan rata-rata pekerja sektor swasta juga meningkat tajam, dari 72 juta VND/orang pada tahun 2020 menjadi sekitar 129 juta VND/orang pada tahun 2025, meningkat 12,4%/tahun, lebih tinggi dari laju pertumbuhan PDRB.

* Area KTTN mana saja yang mencatat kontribusi luar biasa?
Pertama-tama, pertanian berteknologi tinggi dan pengolahan hasil pertanian. Banyak perusahaan swasta telah berinvestasi dalam lini produksi modern untuk memproses kopi, lada, karet, dan pisang untuk ekspor. Industri ini saat ini menyumbang lebih dari 80% omzet ekspor provinsi ini.
Kedua, energi terbarukan. Sektor swasta telah berpartisipasi aktif dalam proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin, menjadikan Gia Lai sebagai daerah dengan produksi energi terbarukan terdepan di wilayah Dataran Tinggi Tengah.
Selain itu, sektor swasta juga mendominasi sektor jasa, perdagangan, dan logistik. Banyak usaha kecil dan menengah telah memanfaatkan kebijakan transformasi digital untuk memperluas saluran penjualan daring, yang membantu meningkatkan pendapatan sebesar 15-20% dibandingkan sebelumnya.
*Untuk mencapai hasil tersebut, kebijakan apa saja yang telah dilakukan provinsi untuk mendorong pengembangan ekonomi swasta, Pak?
Berdasarkan Resolusi No. 68, provinsi ini secara serentak menerapkan berbagai solusi. Pertama, reformasi prosedur administratif: Pada tahun 2025, provinsi ini menargetkan pengurangan setidaknya 30% prosedur, 50% waktu pemrosesan, dan 30% biaya kepatuhan. Semua prosedur didigitalisasi dan dipublikasikan melalui Portal Layanan Publik.
Yang kedua adalah mendukung akses ke teknologi digital. Provinsi ini menyediakan banyak platform digital, perangkat lunak akuntansi dan manajemen gratis untuk usaha kecil dan rumah tangga bisnis.

Yang ketiga adalah mengubah rumah tangga bisnis menjadi badan usaha. Ini adalah "gelombang pertama" untuk meningkatkan jumlah badan usaha baru. "Gelombang kedua" adalah perusahaan rintisan kreatif. Kebijakan "zero-dong" (pembebasan dan pengurangan berbagai biaya awal) telah mendorong ribuan rumah tangga untuk berani beralih.
Keempat, dukungan modal dan lahan. Provinsi ini telah mendigitalkan seluruh proses alokasi dan penyewaan lahan, menerapkan mekanisme pemrosesan "simultan-paralel" dalam penilaian lingkungan dan perizinan konstruksi, yang membantu menghemat waktu bisnis secara signifikan.
* Untuk meningkatkan peran KTTN pada periode 2026-2030, solusi apa yang akan difokuskan provinsi?
- Provinsi mengidentifikasi 3 sumbu strategis: Meningkatkan lingkungan investasi bisnis secara signifikan, terus mengurangi biaya dan waktu prosedural, membuat proses transparan, menerapkan kecerdasan buatan dan data besar dalam mendukung bisnis.
Meningkatkan kapasitas bisnis: Fokus pada pelatihan wirausahawan, peningkatan tata kelola, penerapan teknologi, mendorong transformasi digital, dan mendukung inovasi.
Menghubungkan dan mengintegrasikan rantai nilai: Mendorong pembentukan klaster industri, menghubungkan perusahaan swasta dengan perusahaan investasi asing langsung dan perusahaan milik negara untuk menciptakan ekosistem pembangunan.
Secara khusus, provinsi ini akan mengembangkan ekonomi swasta berdasarkan lima pilar strategis. Targetnya adalah pada tahun 2030, Gia Lai akan memiliki sekitar 65.000 perusahaan, di mana sejumlah perusahaan akan dibentuk yang mampu mencapai standar internasional.
* Apa pendapat Anda tentang peran KTTN dalam perjalanan pembangunan mendatang?
Terlihat bahwa Resolusi No. 68 telah menciptakan dorongan penting bagi sektor swasta di provinsi ini. Saya yakin bahwa dengan semangat inovasi, kreativitas, dan aspirasi dunia usaha, serta dukungan negara, sektor swasta di provinsi ini tidak hanya akan menjadi penggerak pertumbuhan, tetapi juga pelopor dalam transformasi hijau, transformasi digital, dan sirkulasi, menuju pembangunan berkelanjutan.
Kita punya banyak alasan untuk berharap bahwa sektor swasta akan memberikan kontribusi lebih besar pada PDRB, menciptakan lebih banyak lapangan kerja berpendapatan tinggi, dan berkontribusi dalam mewujudkan tujuan menjadikan Gia Lai sebagai pusat ekonomi dinamis di Dataran Tinggi Tengah Utara.
* Terima kasih!
Sumber: https://baogialai.com.vn/gia-lai-khuyen-khich-kinh-te-tu-nhan-phat-trien-post565681.html
Komentar (0)