INDONESIA - Membayar untuk menerbitkan artikel di jurnal atau membeli karya tulis ilmiah merupakan tindakan penipuan akademis yang telah merugikan 11 profesor di Indonesia dan beberapa dosen di Thailand.
Sebelas dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) telah dituduh melakukan kecurangan akademik setelah baru-baru ini diangkat menjadi guru besar. Setelah menerima pengaduan bahwa beberapa dosen ULM menerbitkan artikel akademik di jurnal predator, Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia segera meluncurkan penyelidikan.
Oleh karena itu, ini merupakan jurnal tidak resmi, dan untuk dapat diterbitkan, profesor hanya perlu membayar Rp70-135 juta (~109-211 juta VND). Untuk meraih gelar profesor, Kementerian Pendidikan Indonesia mewajibkan para akademisi untuk memiliki setidaknya satu publikasi di jurnal ilmiah internasional yang terdaftar di indeks Scopus dan memiliki 10 tahun pengalaman mengajar.
Kesebelas dosen ULM tidak memenuhi kriteria. Tim investigasi bahkan menemukan bahwa beberapa anggota tim evaluasi Kementerian Pendidikan Indonesia telah menerima suap dari para kandidat untuk menyetujui jabatan profesor, meskipun publikasi di jurnal terindeks Scopus masih kurang.
Setelah insiden tersebut terungkap, jabatan profesor mereka dicabut, tetapi mereka tetap mengajar di universitas tersebut. Selain itu, 20 dosen lain dari departemen ULM juga sedang diselidiki atas tuduhan serupa.
Terkait masalah ini, Bapak Arief Anshory, dosen senior di Universitas Padjadjaran, mengatakan insiden ini hanyalah puncak gunung es. "Jika kita menyelidiki semua profesor di Indonesia, kemungkinan besar separuhnya akan dicabut gelarnya," ujarnya kepada University World News .
Fenomena pembelian karya tulis akademik telah menjadi masalah sistemik di universitas-universitas Indonesia. Ia mengatakan bahwa para rektor universitas juga mendorong para dosen untuk mempercepat proses perolehan jabatan profesor guna meningkatkan status fakultas, sehingga memberikan peluang bagi fakultas untuk menarik investasi dan proyek-proyek akademik berskala besar.
"Semua perguruan tinggi ingin masuk 10-20 besar terbaik di negeri ini, lalu menjadi perguruan tinggi kelas dunia . Karena itu, mereka akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, bahkan dengan mengorbankan etika akademik dan integritas ilmiah," ujar Bapak Arief Anshory.
Bapak Ahmad Alim Bahri, Rektor ULM, mengakui bahwa ULM juga bercita-cita menjadi salah satu dari 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada tahun 2025. "Pencabutan gelar 11 profesor tidak menghalangi cita-cita ULM," ujarnya.
Demikian pula di Thailand, tiga dosen dari Universitas Khon Kaen, dua dari Universitas Chiang Mai, dan satu dari Akademi Kerajaan Chulabhorn juga dituduh membeli makalah penelitian. Kepada Bangkok Post , Bapak Supachai Pathumnakul, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset, dan Inovasi Thailand, mengatakan bahwa delapan dosen lainnya juga sedang diselidiki.
Insiden ini bermula pada Agustus 2023, ketika muncul informasi bahwa seorang dosen Universitas Chiang Mai membayar 30.000 baht per makalah penelitian (sekitar 22 juta VND). Pada awal 2024, penipuan akademik kembali muncul karena banyak peneliti muda terus-menerus menerbitkan makalah ilmiah di jurnal.
Di bawah arahan Ibu Supamas Isarabhakdi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset, dan Inovasi Thailand, meminta pembentukan komite investigasi yang diketuai oleh Bapak Supachai Pathumnakul. Hasil investigasi awal menemukan bahwa terdapat 109 dosen dari 33 universitas yang sedang diselidiki dan 5 situs web yang menyediakan layanan penjualan artikel penelitian ilmiah.
Bapak Supachai Pathumnakul mengatakan bahwa sebagian besar orang yang membeli makalah penelitian tersebut adalah dosen di perguruan tinggi negeri. Untuk menghindari kejadian serupa, Kementerian Pendidikan Thailand telah meminta perguruan tinggi untuk menyerahkan semua data mahasiswa doktoral dan pascasarjana mereka untuk diverifikasi.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/giao-su-bi-thu-hoi-chuc-danh-giang-vien-phai-thoi-viec-vi-mua-ban-bai-khoa-hoc-2354731.html






Komentar (0)