Kegiatan proyek "Bapak Gendong, Ibu Angkat" bertujuan untuk menciptakan kesempatan bagi kaum muda untuk secara langsung merasakan, mengamalkan, dan menghayati makna ibadah dalam rangka menyebarkan dan melestarikan nilai-nilai budaya tradisional secara erat dan berkelanjutan.
Menurut Tuan Nguyen Duy Linh - Seorang kolektor lukisan kaca selatan dan konsultan konten, ia menceritakan bahwa ia menghabiskan banyak waktu dengan kelompok tersebut untuk mencari dokumen dan memverifikasi informasi.
Pada acara pembukaan (21 November), selain memaparkan tentang asal usul dan perjalanan perkembangan seni lukis kaca, Bapak Duy Linh mengungkapkan rasa gembiranya ketika banyak anak muda datang untuk belajar, mendengarkan dan menyadari indahnya pemujaan leluhur, tidak lagi menganggap bahwa kepercayaan tersebut merupakan sesuatu yang berat atau jauh.

Sementara itu, Ibu Ngo Thi Hong Quyen - pemimpin proyek - mengatakan proyek tersebut dibangun dengan tujuan untuk mendekatkan ibadah kepada generasi baru melalui pendekatan kreatif.
Kami memilih warna-warna cerah—terutama kuning—bersama motif-motif kartun untuk menciptakan rasa kedekatan. Karena pemujaan leluhur di Vietnam hadir di hampir setiap rumah, baik yang menganut agama tertentu maupun tidak. Sebenarnya, "pemujaan leluhur" tidak diakui sebagai agama resmi karena tidak memiliki pemimpin atau hukum kanon, melainkan berasal dari hati, dari tradisi "mengingat sumber air saat minum" masyarakat Vietnam.
Berbeda dengan di Barat—di mana banyak anak muda berusia 18 tahun hidup terpisah dari keluarga—di Timur, terutama di kalangan orang Vietnam, ikatan antargenerasi terlihat jelas melalui ritual dan praktik budaya. Kegiatan seperti proyek ini membantu generasi muda merasakan kehadiran generasi tua, sekaligus menjaga ikatan kekeluargaan.

Menurut Hong Quyen, alasan kelompok ini memilih nama proyek "Mr. Carrying, Mrs. Lifting" adalah karena frasa ini membangkitkan gambaran kakek-nenek yang menggendong dan mendukung anak-cucu mereka di masa-masa tersulit. Bagi mereka, nama tersebut melambangkan solidaritas antargenerasi: meskipun kehidupan modern penuh tantangan, kakek-nenek—dalam arti spiritual—selalu menjadi penopang dan sumber kekuatan bagi setiap orang untuk melewati masa-masa sulit.
Proyek ini terdiri dari 3 bagian utama: Video Musik "Tak Seorang Pun Hilang" - menyampaikan pesan bahwa ibadah bukan sekadar ritual, tetapi juga ikatan emosional dengan kerabat yang telah meninggal; Acara "Praktik Ibadah" - menciptakan ruang untuk merasakan langsung ritual dan benda-benda ibadah; Seri video dengan instruksi praktis - instruksi tentang cara menyiapkan nampan persembahan, membersihkan altar, dan membaca doa dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan.

Khususnya, rangkaian lokakarya "Mempraktikkan Ibadah" berlangsung selama 3 hari (21-23 November) untuk membantu kaum muda mengalami 3 bentuk tradisional: 21 November: Lukisan kaca Selatan; 22 November: Persembahan nazar tradisional; 23 November: Bunga Hue Thanh Tien. Dalam setiap sesi, para perajin dan pakar memandu setiap langkah. Peserta dapat berlatih dan mempelajari makna setiap benda.
Sumber: https://baophapluat.vn/gioi-tre-tp-hcm-trai-nghiem-tap-su-tho-cung.html






Komentar (0)