![]() |
| 3I/ATLAS adalah salah satu dari sedikit komet yang dipastikan berasal dari antarbintang. (Sumber: NASA) |
Komet 3I/ATLAS, diperkirakan seukuran Pulau Manhattan (panjangnya sekitar 21 km), mendekati Matahari dalam peristiwa astronomi yang telah menarik perhatian ilmiah internasional.
Beberapa peneliti bahkan meyakini objek itu bisa saja berasal dari luar bumi, karena orbit dan karakteristik pergerakannya benar-benar berbeda dari komet biasa.
Pada 30 Oktober, menurut Space , 3I/ATLAS mencapai perihelion—waktu ketika komet berada paling dekat dengan Matahari. Meskipun tidak mengorbit bintang pusat Tata Surya seperti komet lainnya, perjalanan 3I/ATLAS menciptakan siklus mendekati dan kemudian menjauhi Matahari, mirip seperti kunjungan tanpa tanggal kembali.
3I/ATLAS adalah salah satu dari sedikit komet yang dipastikan berasal dari antarbintang, yang berarti komet ini tidak berasal dari Tata Surya, sehingga pendekatan dekatnya tahun ini menjadi kesempatan bagi para astronom untuk mengamati “pengunjung luar angkasa” yang langka.
Jarak aman dari Bumi
Titik terdekat antara 3I/ATLAS dan Matahari akan berada sekitar 130 juta mil (lebih dari 209 juta kilometer), sebuah posisi di dalam orbit Mars. Kabar baiknya, komet ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi.
NASA mengatakan, benda ini akan melewati jarak 170 juta mil (lebih dari 273 juta kilometer) dari planet kita.
Dengan kata lain, 3I/ATLAS tidak mungkin bertabrakan dengan Bumi, dan kunjungannya sama sekali tidak berbahaya.
Sayangnya, terlepas dari signifikansi historisnya, peristiwa tersebut tidak terlihat dari Bumi. Sejak September, komet tersebut berada di sisi terjauh Matahari, terhalang oleh cahayanya yang terang.
Komet ini diperkirakan baru akan muncul kembali di langit Bumi pada November, atau bahkan September tahun depan. Ini berarti observatorium dan satelit berbasis darat di orbit Bumi akan melewatkan perihelion komet tersebut.
Teleskop di seluruh Tata Surya ikut serta dalam pertempuran ini
Untungnya, wahana dan observatorium yang tersebar di seluruh Tata Surya memiliki kesempatan untuk mengamati 3I/ATLAS dari banyak sudut unik.
Di antara mereka: Armada Mars, yang secara teratur mengamati lingkungan luar angkasa terdekat; pesawat ruang angkasa Psyche milik NASA, yang sedang dalam perjalanan menuju asteroid Psyche yang kaya logam; dan Lucy, yang sedang dalam misi untuk mempelajari asteroid Trojan di Jupiter.
Khususnya, wahana antariksa JUICE milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang sedang dalam misi menjelajahi bulan-bulan es Jupiter, berada "dalam posisi ideal untuk pengamatan." Namun, karena harus menggunakan antena utamanya untuk melindungi instrumen dari radiasi matahari, JUICE baru akan dapat mengirimkan datanya kembali ke Bumi pada Februari tahun depan. Harta karun data astronomi sedang menunggu untuk diuraikan.
Komet atau wahana alien?
Meskipun sebagian besar ilmuwan menganggap 3I/ATLAS sebagai komet antarbintang biasa, Profesor Avi Loeb dari Universitas Harvard - tokoh terkenal karena penelitian kontroversialnya tentang kecerdasan alien - telah mengajukan hipotesis yang lebih berani.
Loeb mengatakan:
Orbit komet memiliki percepatan non-gravitasi - artinya, tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh gravitasi.
Ia menempuh lintasan yang tidak biasa, melewati Jupiter, Venus, dan Mars sebelum mendekati Matahari.
Komet ini memiliki anti-ekor – semburan materi tidak terbang menjauh dari Matahari seperti biasanya, melainkan menuju bintang. Hal ini berbeda dengan perilaku kebanyakan komet, yang ekornya tertiup angin matahari.
Menurut Loeb, karakteristik ini kemungkinan menunjukkan bahwa 3I/ATLAS adalah perangkat pengintaian buatan yang diluncurkan oleh peradaban luar angkasa untuk mengumpulkan data tentang Tata Surya, khususnya tentang Bumi.
Dalam sebuah acara podcast The Joe Rogan Experience, Loeb mengatakan NASA mengambil foto 3I/ATLAS pada 2 Oktober menggunakan kamera HiRISE di Mars Reconnaissance Orbiter. Ia menuduh bahwa foto tersebut tidak dirilis, menyiratkan bahwa NASA "menyembunyikan sesuatu".
Menurutnya, gambar itu dapat membuktikan bahwa ekor komet tersebut memang tidak biasa, bertentangan dengan klaim NASA yang menyebutkan ATLAS hanyalah komet biasa.
NASA sejauh ini belum mengonfirmasi maupun membantah keberadaan foto tersebut. Badan tersebut hanya menegaskan sikap resminya: 3I/ATLAS tidak menimbulkan bahaya bagi Bumi dan tidak ada bukti bahwa foto tersebut buatan manusia.
Pertanyaan yang Belum Terjawab
Peristiwa 3I/ATLAS yang mendekati Matahari membuka serangkaian pertanyaan ilmiah yang menarik:
Apakah komet antarbintang seperti ATLAS memiliki struktur dan komposisi yang berbeda dari komet asli?
Apakah ekor terbalik merupakan tanda adanya mekanisme fisik yang belum ditemukan sebelumnya?
Atau apakah ini kesempatan bagi manusia untuk bersentuhan dengan teknologi dari peradaban lain untuk pertama kalinya?
Apa pun kesimpulan akhirnya, satu hal yang pasti: 3I/ATLAS membuat dunia menatap langit dan bertanya-tanya apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta.
Sumber: https://baoquocte.vn/hanh-trinh-cua-sao-choi-3iatlas-gay-nguy-co-gi-cho-trai-dat-333096.html







Komentar (0)