Pertandingan play-off antara U-23 Indonesia dan U-23 Guinea sangat penting bagi kedua tim. Bagi U-23 Indonesia, mereka telah melewati perjalanan yang luar biasa di Piala Asia U-23 2024 dan tiket ke Olimpiade setelah 68 tahun penantian merupakan penegasan akan bakat-bakat pemain yang dilatih oleh pelatih Shin Tae-yong. Sayangnya, pada pertandingan penting tersebut, pelatih Korea tersebut tidak memiliki skuad terkuat. Justin Hubner tidak dilepas oleh Cerezo Osaka (Jepang) dan kapten Rizky Ridho menerima kartu merah di semifinal Piala Asia U-23 melawan Uzbekistan, yang belum selesai menjalani hukumannya. Tanpa pilihan lain, gelandang Tjoe-A-On tiba-tiba ditarik kembali untuk bermain di jantung pertahanan.
Sementara itu, Guinea U-23 baru sekali berpartisipasi di Olimpiade pada tahun 1968, dan wakil Afrika ini sangat bertekad dalam pertandingan melawan Indonesia. Pelatih Guinea U-23, Kaba Diawara, meminta para pemainnya berlatih hingga 3 sesi per hari. Ia juga menegaskan bahwa timnya akan melakukan segalanya untuk bisa hadir di Paris. Pelatih berusia 48 tahun ini hanya memiliki 19 pemain cadangan, tetapi mereka semua berkualitas tinggi. Susunan pemain inti terdiri dari 9 pemain yang bermain di Eropa, terutama mantan pemain muda Barcelona, Ilaix Moriba.
U.23 Guinea turun ke lapangan dengan susunan pemain yang sangat kuat
Sesuai kesepakatan Federasi Sepak Bola Dunia , pertandingan akan dimainkan secara tertutup di Stade Pierre Pibarot (Prancis). Namun, sebelum pertandingan, sekitar 500 suporter hadir untuk mendukung kedua tim. Di antara mereka, suporter Indonesia masih mendominasi, menambah kekuatan tim asuhan pelatih Shin Tae-yong.
Meskipun mendominasi tribun penonton, U.23 Indonesia kalah telak di lapangan oleh U.23 Guinea. Berbeda dengan permainan proaktif di Piala Asia U.23 2024, Indonesia menghadapi tim dengan fisik yang tinggi, kuat, dan kecepatan yang luar biasa. Sayap kanan U.23 Guinea, dengan penampilan Ousmane Camara, terus-menerus membuat gawang U.23 Indonesia terancam.
Meskipun mereka banyak menyerang di sayap kanan, sayap kirilah yang membantu U.23 Guinea memimpin. Pada menit ke-28, perwakilan Afrika tersebut melancarkan serangan balik cepat, yang memaksa kapten U.23 Indonesia, Witan Sulaeman, melakukan pelanggaran di kotak penalti. Bintang Ilaix Moriba diberi kesempatan dan ia dengan mudah menaklukkan kiper Ernando Ari.
Di sisi lain lini depan, tim U-23 Indonesia terjebak dalam serangan dan hanya melepaskan 2 tembakan. Wakil Asia tersebut tampak cukup "lelah" ketika kesulitan mengimbangi U-23 Guinea. Indonesia melakukan 10 pelanggaran dan di pinggir lapangan, pelatih Shin Tae-yong juga menerima kartu kuning karena terus-menerus bereaksi.
Ilaix Moriba bantu U.23 Guinea membuka skor
U.23 Guinea juga mendominasi di babak pertama.
Ketertinggalan memaksa U-23 Indonesia untuk menyerang di babak kedua. Tim "Pulau Sepuluh Ribu Pulau" menurunkan banyak pemain dengan kecenderungan menyerang ke lapangan, tetapi permainan tidak terlalu gemilang. Kecepatan serangannya biasa saja dan mudah dipatahkan oleh pemain-pemain tangguh U-23 Guinea. Di sisi lain, umpan silang dan tendangan sudut tidak menyulitkan pertahanan U-23 Guinea yang kokoh. Ketidakberdayaan U-23 Indonesia terlihat jelas ketika pelatih Shin Tae-yong bereaksi keras kepada wasit dan menerima kartu merah pada menit ke-74.
Peningkatan formasi juga membuat U-23 Indonesia memiliki banyak celah di kandang. U-23 Guinea memanfaatkannya sepenuhnya dan memiliki lebih banyak peluang bersih untuk mencetak gol. Tim asuhan Pelatih Kaba Diawara mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-75, tetapi tendangan Algassime Bah membentur tiang gawang.
Dibandingkan babak pertama, para penyerang U-23 Indonesia bermain lebih buruk. Mereka melepaskan 6 tembakan lebih banyak, tetapi semuanya meleset. Hari mengecewakan wakil Asia itu berakhir dengan serangkaian benturan keras dengan pemain U-23 Guinea.
Pelatih Shin Tae-yong dicabut hak kepelatihannya.
U.23 Indonesia tak berdaya hadapi Guinea yang tangguh
Kalah 0-1, timnas U-23 Indonesia gagal meraih tiket Olimpiade setelah penantian 68 tahun. Sementara itu, timnas U-23 Guinea mengukir sejarah dengan berpartisipasi di Olimpiade untuk kedua kalinya.
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/hlv-shin-het-phep-va-nhan-the-do-u23-indonesia-thua-guinea-tan-tanh-giac-mo-olympic-185240509221111208.htm
Komentar (0)