Pada tanggal 16 September, dalam wawancara daring dengan televisi pemerintah Iran, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengomentari hubungan Teheran dengan Rusia, Tiongkok, dan Eropa.
Rusia dan Tiongkok adalah "sahabat" yang diharapkan Iran untuk menjalin hubungan lebih erat. (Sumber: Shuter) |
Kantor berita Sputnik mengutip Menteri Luar Negeri Araghchi yang mengatakan bahwa Teheran ingin mengembangkan hubungan yang seimbang dengan semua negara.
"Ketika saya menyebutkan (beberapa negara) sebagai prioritas, itu berarti semuanya ada dalam agenda dan kami akan mendorong kerja sama dengan semuanya," kata Araghchi di televisi Iran.
Menjelaskan bahwa Teheran mengupayakan diplomasi global dan berimbang dengan semua negara, ia menunjukkan bahwa negara-negara tersebut adalah negara tetangga, negara dengan ekonomi berkembang, organisasi regional seperti Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), Kelompok BRICS yang terdiri dari negara-negara ekonomi berkembang terkemuka.
Dengan Rusia dan Cina, menurut diplomat tertinggi Iran, mereka adalah "teman" yang dengannya Teheran "berharap dapat membangun hubungan yang lebih dekat."
Ketika ditanya apakah Iran peduli siapa pemenang pemilihan presiden AS, Menteri Luar Negeri Araghchi menekankan bahwa tidak masalah apakah seseorang tertentu berkuasa di negara lain, karena Teheran bertindak "berdasarkan kepentingannya sendiri."
Mengenai hubungan dengan Eropa, menurut Tn. Araghchi, benua itu tidak dapat mengharapkan Iran untuk secara sepihak mengakui masalah keamanan tetapi mereka sendiri juga harus memahami kekhawatiran Teheran.
"Masalah Ukraina memperumit hubungan Iran dengan Eropa... Apa yang terjadi di Ukraina dan rasa ancaman Eropa terhadap Rusia menciptakan masalah dan komplikasi baru dalam hubungan dengan Teheran. Kita harus mengatasi ini," tambahnya.
Menurutnya, diadakannya negosiasi yang tepat dan saling menghormati antara Iran dan negara-negara Eropa membantu menjernihkan beberapa kesalahpahaman dan membahas kekhawatiran kedua belah pihak.
Menteri luar negeri Iran menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "jalan dua arah," dan menekankan bahwa Iran siap untuk solusi ini.
Pada 10 September, Jerman, Inggris, dan Prancis memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, termasuk pembatalan perjanjian layanan udara bilateral, atas dugaan transfer rudal balistik Teheran ke Rusia. Bapak Araghchi bersikeras bahwa tuduhan ini tidak benar.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/iran-muon-siet-tinh-than-voi-nga-va-trung-quoc-hien-ke-xoa-bo-hieu-lam-voi-chau-au-noi-gi-ve-bau-cu-my-286522.html
Komentar (0)