Iran mengumumkan penangkapan kapal tanker minyak AS

Kantor berita Iran Tasnim mengumumkan pada tanggal 11 Januari bahwa negara tersebut telah menyita sebuah kapal tanker minyak mentah AS di perairan dekat Oman berdasarkan perintah pengadilan Iran.

Kapal tanker minyak di Teluk Oman

Sebelumnya, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) menyatakan bahwa sekelompok pria bersenjata ilegal berseragam militer telah menaiki kapal tanker minyak St. Nikolas di Teluk Oman pada pagi hari tanggal 11 Januari. Kapal milik Yunani yang berbendera Kepulauan Marshall tersebut mengubah haluan ke Bandar-e-Jask di Iran.

UKMTO mengatakan empat dari lima pria bersenjata yang naik ke kapal mengenakan seragam militer hitam dan topeng hitam. Perusahaan penilaian risiko maritim Inggris, Ambrey, mengatakan para pria bersenjata telah menutupi kamera keamanan kapal. Seorang petugas keamanan mengatakan ia mendengar suara-suara aneh di telepon, termasuk suara komandan kapal.

Titik kritis: Serangan Houthi, Laut Merah bergejolak; kekuatan artileri antipesawat baru Ukraina

Kapal tersebut memiliki 19 awak, termasuk 18 warga Filipina dan satu warga Yunani, kata perusahaan pengelola kapal, Empire Navigation.

Kapal tersebut membawa 145.000 ton minyak mentah di Basra (Irak) dan sedang dalam perjalanan ke Aliaga di Türkiye melalui Terusan Suez.

Ambrey mengatakan kapal tersebut, yang baru-baru ini berganti nama, sebelumnya pernah didenda karena mengangkut minyak Iran yang dikenai sanksi dan disita oleh otoritas AS pada tahun 2023. "Iran memiliki sejarah mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang dituduhnya bekerja sama dengan AS," kata Ambrey.

Insiden itu terjadi di tengah kondisi maritim yang tegang di kawasan itu menyusul serangkaian serangan oleh pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Negosiator Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan kepada Reuters pada 11 Januari bahwa serangan Laut Merah tidak akan memengaruhi proses perdamaian antara kelompok tersebut dan Arab Saudi. Ia menuduh Israel menyeret wilayah tersebut ke dalam perang yang lebih luas. Houthi menekan Israel dan Amerika Serikat untuk mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza, kata Abdulsalam.

Pada 11 Januari, Laksamana Muda Emmanuel Slaars, komandan pasukan Prancis di wilayah tersebut, mengatakan bahwa Angkatan Laut Prancis sedang mengawal kapal-kapal Prancis melintasi Laut Merah, menurut Reuters. Slaars mengatakan bahwa Prancis bekerja sama erat dengan koalisi pimpinan AS, tetapi komando pasukan Prancis tetap berada di bawah kendali Paris. Laksamana Muda tersebut mencatat bahwa pasukan Prancis tidak ditugaskan untuk menyerang Houthi secara langsung.

Tautan sumber: https://thanhnien.vn/iran-tuyen-bo-bat-tau-dau-my-185240111203049322.htm