Sidang Anderson Lee Aldrich, yang dituduh menggunakan senapan jenis AR untuk menyerang klub malam Club Q di Colorado Springs, Colorado, pada tahun 2022, mencapai putusan hukuman pada tanggal 26 Juni.
CNN melaporkan bahwa terdakwa mengakui lima tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan 46 tuduhan percobaan pembunuhan. Berdasarkan kesepakatan pembelaan, Hakim Michael Henry menjatuhkan hukuman lima hukuman seumur hidup berturut-turut kepada terdakwa tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, serta tambahan 2.208 tahun penjara atas kejahatan-kejahatan ini.
Potret Anderson Lee Aldrich
DEPARTEMEN KEPOLISIAN COLORADO SPRINGS
Menurut jaksa Colorado, ini adalah hukuman terpanjang kedua dalam sejarah negara bagian tersebut. Jaksa tidak dapat menuntut hukuman mati untuk Aldrich karena pada tahun 2020, Colorado menjadi negara bagian ke-22 di AS yang menghapus hukuman mati.
Dalam konferensi pers pada 26 Juni, para pejabat mengonfirmasi bahwa penyelidikan federal atas serangan Club Q sedang berlangsung. Jaksa penuntut mengatakan kemungkinan hukuman mati dalam persidangan federal memotivasi Aldrich untuk mengaku bersalah di pengadilan negara bagian. Hukuman mati tetap legal dalam kasus-kasus federal.
"Kasus-kasus seperti inilah yang menjadi alasan mengapa hukuman mati harus diberlakukan di negara bagian Colorado. Para korban dalam kasus ini berhak melihat terdakwa menghadapi hukuman maksimal yang dapat dijatuhkan hukum," kata jaksa Michael Allen.
Berapa banyak orang yang terbunuh akibat senjata api di Amerika tahun ini?
Menurut Reuters, pada 19 November 2022, Aldrich, mengenakan rompi antipeluru, bersenjata senapan dan pistol, melepaskan tembakan di Club Q, sebuah klub malam untuk komunitas LGBTQ. Selain lima orang yang tewas, 19 orang lainnya terluka akibat tembakan atau penyebab lainnya. Aldrich, yang saat itu berusia 22 tahun, didakwa atas 323 dakwaan kriminal.
Aldrich, yang telah menyatakan dirinya "non-biner", menolak berbicara selama pembacaan vonis, tetapi pengacara pembela Joseph Archambault mengatakan Aldrich ingin pengadilan tahu "dia sangat menyesal".
Penembakan Club Q mengingatkan pada pembantaian tahun 2016 ketika seorang pria bersenjata membunuh 49 orang di klub malam gay Pulse di Orlando, Florida, sebelum ditembak mati oleh polisi.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)