1. Kota Kuno Hoi An
Sudut "Dari Hoi An dengan cinta" terkenal di kalangan anak muda (Sumber foto: Dikumpulkan)
Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia sejak 1999, Kota Kuno Hoi An merupakan permata arsitektur yang menandai pertukaran budaya Asia-Eropa, dan juga merupakan salah satu warisan budaya di Da Nang (setelah bergabung dengan Provinsi Quang Nam sejak 1 Juli 2025). Terletak di tepi Sungai Thu Bon yang merdu, Hoi An memikat pengunjung dengan keindahannya yang tenang, kuno, dan puitis, yang jarang dilestarikan secara utuh di tempat lain.
Berjalan di jalanan berbatu berlumut, di antara dinding-dinding kuning yang bermandikan sinar matahari dan waktu, pengunjung seakan tersesat dalam ruang abad ke-17 hingga ke-19. Kompleks kota kuno ini mencakup lebih dari 1.360 peninggalan: rumah-rumah kuno, balai pertemuan, kuil-kuil, yang paling menonjol adalah Jembatan Beratap Jepang – simbol khas Hoi An dengan arsitektur Jepang yang berpadu dengan budaya Vietnam-Tiongkok. Setiap sudut jalan, atap genteng, dan beranda menceritakan sebagian sejarah pelabuhan dagang tersibuk di Asia Tenggara ini.
Menjelajahi Hoi An adalah perjalanan yang membangkitkan semua indra: bersepeda santai menyusuri desa-desa yang damai, duduk di atas perahu sambil menyaksikan matahari terbenam di Sungai Hoai, atau membenamkan diri dalam festival malam dengan gemerlap lampu lentera. Bukan sekadar destinasi wisata , Hoi An juga merupakan tempat yang menyimpan kenangan mendalam – tempat masa lalu dan masa kini berpadu dalam setiap langkah para pelancong.
2. Tempat Suci Putraku
Suaka Putraku - Peninggalan suatu era (Sumber foto: Dikumpulkan)
Terletak sekitar 40 km di sebelah barat kota kuno Hoi An, Kuil My Son merupakan salah satu warisan budaya di Da Nang yang khususnya menonjol setelah Quang Nam bergabung ke kota tersebut pada tanggal 1 Juli 2025. Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia sejak tahun 1999, tempat ini dulunya merupakan pusat keagamaan dan politik penting Kerajaan Champa kuno, dengan nilai sejarah - arsitektur - keagamaan yang sangat besar.
Di tengah lembah yang dikelilingi pegunungan, My Son muncul dengan kompleks lebih dari 70 candi bata, yang dibangun dari abad ke-4 hingga ke-13, yang menunjukkan teknik arsitektur dan kepercayaan Hindu yang unik dari masyarakat Cham. Setiap candi memiliki bentuk dan fungsinya sendiri, menciptakan sistem ruang sakral dengan kedalaman budaya yang sulit ditemukan di tempat lain.
My Son bukan hanya destinasi arkeologi yang menarik, tetapi juga tempat bagi pengunjung untuk mempelajari lebih lanjut tentang budaya Champa melalui ritual, patung, dan legenda yang diwariskan turun-temurun. Hal ini merupakan bagian tak terpisahkan dalam perjalanan menemukan nilai-nilai budaya dan sejarah wilayah Tengah, sekaligus berkontribusi pada identitas unik kota Da Nang pasca-penggabungan.
3. Ma Nhai Ngu Hanh Son
Ma Nhai yang Unik - Ngu Hanh Son (Sumber foto: Dikumpulkan)
Meskipun merupakan "pendatang baru" di kawasan segitiga warisan budaya paling terkemuka di wilayah Tengah, Ma Nhai Ngu Hanh Son tetap merupakan warisan budaya di Da Nang yang memiliki nilai istimewa. Pada tahun 2022, UNESCO secara resmi memasukkan Ma Nhai ke dalam program Memori Dunia untuk kawasan Asia-Pasifik, dan mengakuinya sebagai salah satu warisan dokumenter paling unik di Vietnam. Ruang untuk melestarikan warisan ini tidak berada di museum, melainkan berada tepat di tebing alami kawasan wisata Ngu Hanh Son – sebuah "perpustakaan batu" yang semarak di jantung kota.
"Ma nhay" adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada dokumen yang diukir langsung di atas batu. Di Ngu Hanh Son, saat ini terdapat 78 dokumen kuno yang diukir dalam aksara Han dan Nom, dengan konten yang kaya mulai dari literatur Dinasti Nguyen, puisi Buddha, hingga catatan para intelektual dan biksu tinggi selama berabad-abad. Prasasti-stele ini berasal dari abad ke-17 hingga ke-20, yang benar-benar mencerminkan konteks budaya dan sejarah yang mencakup ratusan tahun di tanah suci ini.
Setelah bergabung dengan Quang Nam pada Juli 2025, Kota Da Nang akan memiliki tiga destinasi utama: Kota Kuno Hoi An, Suaka My Son, dan Ngu Hanh Son, menciptakan kota warisan dengan skala dan kedalaman yang luar biasa. Konvergensi ini tidak hanya meningkatkan nilai budaya wilayah Pesisir Tengah, tetapi juga membuka potensi pengembangan wisata warisan lintas rute, yang membawa pengunjung dari jalanan berlumut ke menara Cham yang misterius, dan diakhiri dengan perjalanan merenungkan pengetahuan di atas batu – semuanya dalam satu eksplorasi.
Sumber: https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/kham-pha-3-di-san-van-hoa-the-gioi-cua-da-nang-moi-sau-sap-nhap-v17521.aspx
Komentar (0)