
Teknologi kuantum secara bertahap mengguncang sistem kata sandi tradisional.
Saat ini, kata sandi masih menjadi kunci untuk setiap pintu digital, mulai dari rekening bank, jejaring sosial, hingga rekam medis. Namun, sebuah terobosan bernama Komputasi Kuantum sedang berkembang, yang dapat menghancurkan semua firewall keamanan hanya dalam hitungan detik.
Ketika "firewall" tidak lagi kuat
Memecahkan kunci enkripsi 256-bit mustahil dilakukan oleh komputer tradisional, karena membutuhkan waktu jutaan tahun. Namun, teknologi kuantum beroperasi dengan prinsip yang sama sekali berbeda: alih-alih bit yang hanya memiliki nilai "0" atau "1", teknologi ini menggunakan qubit, yang dapat berada dalam kedua keadaan secara bersamaan. Hal ini memungkinkan komputer kuantum untuk melakukan miliaran kalkulasi secara paralel, lebih cepat daripada batas waktu apa pun saat ini.
Sementara komputer klasik harus mencoba setiap kunci secara individual untuk membuka gembok, teknologi kuantum dapat mencoba semua kunci sekaligus. Pada tahun 2023, tim peneliti Universitas Peking mengumumkan algoritma kuantum yang secara drastis mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan standar enkripsi RSA yang melindungi sebagian besar transaksi keuangan dan data pemerintah di seluruh dunia.
Meski masih dalam tahap teoritis, penemuan ini tetap membuat komunitas keamanan siber memperingatkan: "dinding" keamanan sedang retak.
Balapan kecepatan antara manusia dan mesin
Google, IBM, dan Microsoft berlomba-lomba menguasai komputasi kuantum. Pada tahun 2019, Google mengklaim telah mencapai "supremasi kuantum" ketika komputernya memecahkan masalah yang membutuhkan waktu ribuan tahun bagi superkomputer terkuat di dunia hanya dalam 200 detik.
Meskipun kontroversial, hal ini menandai dimulainya era baru komputasi.
Para ahli menyebut skenario ini sebagai "kiamat kripto" ketika teknologi kuantum menjadi cukup kuat untuk menembus semua standar enkripsi yang ada. Ketika hari itu tiba, data bank, email, dompet mata uang kripto, dan kontrak pintar semuanya dapat didekripsi. Sebuah "tsunami digital" dapat menyapu bersih kepercayaan yang telah terjalin selama puluhan tahun.
Bagaimana pengaruhnya terhadap pengguna?
Dampak teknologi kuantum tidak hanya dirasakan di tingkat nasional atau perusahaan, tetapi juga menyentuh setiap pengguna. Mulai dari akun media sosial, rekam medis elektronik, hingga percakapan pribadi, semuanya bergantung pada enkripsi yang semakin rapuh. IBM pernah memperingatkan: data yang dicuri saat ini dapat "dibaca" di masa mendatang, ketika teknologi kuantum yang cukup canggih muncul.
Kelompok peretas bahkan sudah mulai "mengumpulkan untuk mendekripsi", menyimpan data terenkripsi untuk mengantisipasi terobosan kuantum. Dengan kata lain, hanya karena Anda belum melihat data Anda bocor, bukan berarti Anda aman.
Membangun kembali "firewall" baru
Menghadapi ancaman ini, dunia teknologi telah memulai perombakan besar-besaran. Institut Standar dan Teknologi Nasional AS telah menerbitkan empat algoritma untuk Kriptografi Pasca-Kuantum (PQC), yang dirancang untuk menahan serangan dari teknologi kuantum. Uni Eropa, Jepang, dan Kanada juga sedang melakukan eksperimen serupa.
Google dan Cloudflare telah mulai mengintegrasikan PQC ke dalam Chrome dan infrastruktur jaringan. Ini bukan sekadar "tambalan", melainkan sebuah perjalanan untuk membangun kembali fondasi kepercayaan digital di mana setiap transaksi, email, dan data dilindungi dari kecepatan komputasi yang meningkat secara eksponensial.
Selama beberapa dekade, kata sandi telah melambangkan privasi dan kendali atas dunia digital. Namun, seiring berkembangnya teknologi kuantum yang membuka daya komputasi hampir tak terbatas, konsep "keamanan" perlu didefinisikan ulang.
Kita tidak hanya membutuhkan enkripsi baru, tetapi juga etika teknologi—yang mengutamakan privasi, transparansi, dan akuntabilitas. Karena jika "kunci utama" kuantum jatuh ke tangan yang salah, yang akan hilang bukan hanya data pribadi, tetapi juga kepercayaan seluruh dunia digital. Dan ketika kepercayaan itu dirusak, tidak ada firewall yang cukup kuat untuk membangunnya kembali.
Apa yang harus dilakukan pengguna sekarang?
Meskipun teknologi kuantum yang mampu memecahkan enkripsi belum tersedia, penting untuk bersiap. Pengguna harus:
Aktifkan autentikasi multifaktor (2FA) atau autentikasi tanpa kata sandi.
Lebih suka biometrik (sidik jari, wajah) atau kunci keamanan fisik seperti YubiKey.
Perbarui sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak Anda secara berkala untuk menghindari kerentanan.
Yang lebih penting, ubah pola pikir Anda: keamanan bukan hanya tentang menetapkan kata sandi yang kuat, tetapi tentang terus beradaptasi di era teknologi yang terus berubah.
Sumber: https://tuoitre.vn/khi-cong-nghe-luong-tu-phat-trien-mat-khau-con-la-tuong-lua-an-toan-20251107105820099.htm






Komentar (0)