Sehari di lingkungan militer membantu anak-anak lebih memahami kehidupan, tanggung jawab, dan cita-cita seorang prajurit. |
Program ini dirangkai menjadi serangkaian kegiatan eksperiensial dengan beragam konten bermakna, mulai dari mengunjungi Monumen Martir Distrik, mengunjungi Komando Distrik Militer, belajar melipat selimut dengan benar, menanam sayuran bersama tentara, hingga makan bersama dengan perwira dan tentara. Setiap kegiatan, sesederhana apa pun, mengandung semangat pendidikan yang mendalam, menghubungkan tradisi dengan masa kini, dan menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Di Tugu Martir, dalam kepulan asap dupa yang hening, anak-anak menundukkan kepala mengenang para pahlawan yang gugur demi Tanah Air. Saat itu, ketika mereka terdiam di ruang suci, rasa syukur dan patriotisme mereka perlahan bangkit. Selanjutnya, pemutaran film tradisional tentang pembentukan dan perkembangan Tentara Rakyat Vietnam. Gambaran para prajurit berbaris di hutan, berbaring di tempat tidur gantung di hutan Truong Son, atau berbagi roti kering tampak begitu jelas.
Tak berhenti di situ, kisah-kisah yang dituturkan oleh para prajurit sendiri, mulai dari masa rekrutan baru hingga bertugas di perbatasan, membangkitkan rasa ingin tahu, rasa hormat, dan emosi para siswa. “Ini pertama kalinya saya berpartisipasi dalam kegiatan yang begitu menarik. Saya belajar bagaimana hidup disiplin, bekerja dalam tim, dan merasa jauh lebih dewasa. Saya sangat senang dan berharap banyak siswa lain akan memiliki kesempatan yang sama dengan saya,” ujar Pham Minh Tam, Ketua Tim Sekolah Menengah Tan Van.
Selain momen-momen hening, kegiatan latihan keterampilan juga membuat suasana semakin seru. Ketika mulai melipat selimut dan gorden sesuai peraturan militer, anak-anak mulai menyadari bahwa mengerjakan tugas sekecil apa pun dengan benar membutuhkan konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran. Lipatan-lipatan selimut berbentuk persegi adalah hasil dari usaha, membuktikan bahwa disiplin bukanlah sesuatu yang asing, melainkan fondasi dari semua perilaku yang terorganisasi.
Rumah Ho Chi Minh di area Komando Distrik Militer juga merupakan tempat persinggahan yang mengharukan. Di sini, anak-anak dapat mendengarkan kisah-kisah tentang kehidupan Paman Ho yang sederhana dan idealis, dari meja kecil tempat beliau bekerja hingga kisah-kisah tentang kecintaannya kepada tentara dan anak-anak. Hal-hal yang tampak jauh tiba-tiba menjadi dekat, merasuk ke dalam jiwa anak-anak melalui suara sederhana dan suasana yang tenang.
Bapak Le Van Linh, Ketua Tim Sekolah Dasar Tan Van 3, mengatakan: "Siswa masa kini perlu dilatih melalui pengalaman praktis. Ketika ditempatkan di lingkungan militer, yang mengutamakan disiplin, kerja sama tim, dan tanggung jawab, mereka akan belajar mengendalikan diri, sekaligus membentuk kualitas-kualitas yang baik untuk perkembangan yang komprehensif."
Tak hanya sekadar "menonton" dan "mendengarkan", anak-anak juga berpartisipasi dalam pekerjaan sehari-hari para prajurit, seperti: mencangkul, menyiangi, dan menanam sayuran. Di kebun sayur yang hijau nan subur, gambaran anak-anak yang membungkuk merawat bedengan, tangan mereka berlumuran tanah, dan wajah mereka berseri-seri dengan senyum gembira menjadi momen indah di hari pengalaman tersebut. Tetesan keringat pertama saat bekerja bersama merupakan pelajaran berharga tentang berbagi, semangat kebersamaan, dan rasa hormat terhadap pekerjaan.
Makan siang bersama perwira dan tentara juga merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Hidangan sederhana, lezat, namun nyaman ini seolah mempersempit jarak antara anak-anak dan tentara. Anak-anak tidak hanya makan, tetapi juga membantu membersihkan, mencuci piring, dan mengelap meja. Hal-hal kecil ini memang membantu anak-anak lebih memahami nilai hidup bersama, disiplin diri, dan hemat.
Menurut Ibu Tran Thi Hong Hanh - Sekretaris Persatuan Pemuda Distrik Lam Ha: “Kami menganggap ini sebagai bentuk pendidikan yang efektif dan sesuai dengan psikologi kelompok usia tersebut. Setiap materi dalam program, mulai dari berbaris dengan sungguh-sungguh, tepat waktu, melipat selimut dengan rapi, hingga duduk dan mendengarkan cerita tentang Paman Ho dan para prajurit, merupakan perpaduan harmonis antara pendidikan pengetahuan, etika, dan keterampilan. Dan, nilai terbesar dari perjalanan ini bukanlah pengalaman "baru", melainkan bagaimana pengalaman tersebut membangkitkan semangat positif, harga diri, dan kebanggaan dalam diri setiap siswa. Dari sana, para siswa melanjutkan perjalanan kedewasaan mereka dengan pola pikir yang lebih teguh, hidup lebih indah, dan hidup lebih bertanggung jawab terhadap masyarakat dan Tanah Air.”
Sumber: https://baolamdong.vn/xa-hoi/202506/khi-thieu-nhi-ren-minh-trong-mau-ao-linh-171011e/
Komentar (0)