| Pipa transit yang mengangkut gas Rusia melalui Ukraina ke Eropa diperkirakan akan segera ditutup. Gambar pelabuhan Zeebrugge, Belgia. (Sumber: Financial Times) |
Peraturan emisi metana Uni Eropa (UE) yang baru akan mendorong harga LNG lebih tinggi, sehingga semakin sulit untuk memulihkan energi industri dan terjangkau di benua itu dalam waktu dekat.
Tidak hanya itu, peralihan Eropa dari jaringan pipa gas Rusia ke LNG telah meningkatkan biaya energi global.
Saat Uni Eropa menekan Moskow dengan sanksi menyusul konflik di Ukraina pada tahun 2022, gas telah menjadi fokus perhatian, karena Rusia adalah pemasok gas terbesar bagi serikat tersebut.
Alih-alih gas dari negeri birch, blok beranggotakan 27 orang itu telah meningkatkan pembelian LNG di banyak negara, termasuk Rusia.
Pipa transit yang mengalirkan gas Rusia melalui Ukraina ke Eropa diperkirakan akan segera ditutup. Pasalnya, Kiev mengumumkan tidak akan memperbarui perjanjian dengan raksasa gas Gazprom. Perjanjian tersebut akan berakhir pada akhir tahun ini.
Para pemimpin Eropa yakin dan menegaskan bahwa: "Kawasan ini akan baik-baik saja tanpa gas Rusia".
Namun, Oil Price mengatakan bahwa pada Mei 2024, aliran gas Gazprom melalui Ukraina ke Eropa meningkat sebesar 39% dibandingkan tahun sebelumnya.
Reuters (Inggris) juga melaporkan bahwa sejak awal tahun ini, perusahaan raksasa Gazprom telah mengekspor sekitar 13 miliar meter kubik gas alam ke Eropa. Ini hanyalah sebagian kecil dari ekspor Rusia ke Barat, sisanya telah digantikan oleh LNG. Ini merupakan masalah bagi Eropa.
Krisis gas di Eropa "masih jauh dari selesai," kata analis Bloomberg Javier Blas, yang bertentangan dengan semua pernyataan resmi sejak musim dingin 2022, ketika benua itu mengklaim telah menyelesaikan krisis energi bahkan sebelum terjadi.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)