Malam-malam terakhir bulan Oktober menjanjikan akan menghadirkan fenomena langka bagi para astronom Eropa, ketika tiga komet, Lemmon, Swan, dan 3I/ATLAS, muncul bersamaan di langit. Di antara mereka, 3I/ATLAS adalah "pengunjung" dari luar Tata Surya, yang dianggap oleh para ilmuwan sebagai pesan berharga dari angkasa luar.
Menurut para ahli, peristiwa munculnya tiga komet pada saat yang sama hanya terjadi sekitar sekali setiap 10 tahun di Belahan Bumi Utara.
Komet Lemmon, yang nama lengkapnya C/2025 A6, ditemukan pada bulan Januari di Observatorium Gunung Lemmon di Arizona. Setelah berbulan-bulan perjalanan, Lemmon mendekati titik terdekatnya dengan Bumi, perlahan-lahan semakin terang dan terlihat dengan mata telanjang dalam kondisi gelap.
Melalui lensa astronom, komet ini muncul dengan ekor biru yang memanjang lebih dari 12 derajat, 25 kali lebih besar dari ukuran Bulan, menciptakan pemandangan spektakuler yang jarang terlihat dengan mata telanjang.
Para peneliti mengatakan warna biru khas itu berasal dari karbon monoksida yang terionisasi, sementara kepala komet berubah warna menjadi hijau karena kehadiran radikal C2.
Pada saat yang sama, komet Swan (C/2025 R2), yang ditemukan oleh astronom Ukraina Vladimir Bezugly pada bulan September, semakin terang saat mendekati Bumi.
Komet ini akan berada pada titik pandang terbaiknya pada 20 dan 21 Oktober, ketika ia akan terlihat melalui teropong sebagai titik cahaya redup di barat daya, di rasi bintang Elang. Para pengamat mengatakan fenomena ini dapat diamati lebih mudah tanpa cahaya bulan dan polusi cahaya yang lebih sedikit.
Menurut Profesor Emmanuel Jehin, seorang astrofisikawan di Universitas Liège (Belgia), sangat jarang dua komet dapat terlihat dengan mata telanjang di musim yang sama, biasanya hanya terjadi sekali setiap 10 tahun.
Ia mengatakan Lemmon dan Swan terbang cukup dekat dengan Matahari, hanya sekitar setengah jarak Bumi ke Matahari, yang menyebabkan aktivitas mereka meningkat tajam dan menjadi lebih cemerlang saat memantulkan cahaya.
Tak hanya singgah di dua "tamu tetap" Tata Surya, langit Oktober juga menyambut kemunculan komet 3I/ATLAS, objek antarbintang ketiga yang pernah ditemukan, setelah 1I/Oumuamua dan 2I/Borisov.
Menurut peneliti Nicolas Biver dari Institut Astrofisika Observatorium Paris (Prancis), 3I/ATLAS merupakan benda langit istimewa karena tidak mengorbit Matahari, melainkan hanya melintasi Tata Surya satu kali sebelum melanjutkan perjalanannya ke luar angkasa. Analisis awal menunjukkan bahwa komet ini kemungkinan terbentuk lebih dari 10 miliar tahun yang lalu di wilayah purba Bima Sakti.
Biver mengatakan 3I/ATLAS seperti "kapsul waktu" yang berisi jejak kimiawi dari sistem bintang pertama. Membandingkan komposisinya dengan komet di Tata Surya akan membantu para ilmuwan lebih memahami apakah materi pembentuk planet memiliki sifat yang sama di seluruh galaksi atau berbeda-beda menurut setiap tahap evolusinya.
Para ilmuwan mengatakan 3I/ATLAS bergerak dengan kecepatan sekitar 210.000 km/jam dan baru akan terlihat oleh teleskop pada akhir November.
Kemunculan tiga komet secara bersamaan di langit dianggap sebagai fenomena langka, tidak hanya membangkitkan keindahan magis alam semesta tetapi juga mengingatkan manusia akan betapa kecilnya mereka di angkasa luas, di mana setiap lintasan cahaya di langit membawa kisah-kisah Bima Sakti yang telah berusia miliaran tahun.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/ky-thu-hien-tuong-hiem-gap-khi-3-sao-choi-cung-toa-sang-tren-bau-troi-post1071840.vnp
Komentar (0)