Kelompok yang beranggotakan 30 pakar, termasuk beberapa Pelapor Khusus PBB, mengatakan produsen senjata yang memasok Israel harus berhenti mentransfer peralatan perang ke negara itu, "bahkan jika hal itu dilakukan berdasarkan lisensi ekspor yang ada".
Perang Israel menghancurkan hampir seluruh Jalur Gaza. Foto: Reuters
"Perusahaan-perusahaan ini, dengan mengirimkan senjata, suku cadang, komponen, dan amunisi kepada pasukan Israel, berisiko terlibat dalam pelanggaran serius hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter internasional," kata para ahli dalam sebuah pernyataan.
Para ahli PBB mengatakan pada hari Rabu bahwa risiko bagi perusahaan senjata telah meningkat sejak Mahkamah Internasional (IJC) memerintahkan Israel bulan lalu untuk menghentikan serangan militernya di kota Rafah, dalam putusan darurat dalam kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida.
"Dalam konteks ini, transfer senjata yang berkelanjutan ke Israel dapat dianggap sebagai bentuk dukungan yang disengaja terhadap kegiatan yang melanggar hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional, dan mungkin juga mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut," ujar para ahli.
Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan Israel mungkin telah berulang kali melanggar hukum perang dan gagal membedakan antara warga sipil dan pejuang Hamas selama konflik di Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina di wilayah yang sempit dan terisolasi itu, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Huy Hoang (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/nhom-chuyen-gia-lien-hop-quoc-canh-bao-cac-cong-ty-cung-cap-vu-khi-cho-israel-post300167.html






Komentar (0)