Rancangan Undang-Undang tentang Kecerdasan Buatan (AI), yang diajukan pada sidang ke-10 Majelis Nasional , menandai tonggak penting: Vietnam kini memiliki kerangka hukum pertama yang khusus untuk AI, di samping undang-undang tentang transformasi digital dan inovasi.
Menurut Menteri Sains dan Teknologi Nguyen Manh Hung, AI bukan sekadar teknologi terapan – “AI adalah infrastruktur intelektual nasional,” serupa dengan infrastruktur seperti listrik, telekomunikasi, atau internet. Dengan AI, Vietnam dapat menciptakan keunggulan signifikan di bidang manufaktur, kesehatan, pendidikan, pertahanan, pemerintahan, dan bisnis.

(Ilustrasi)
Pengesahan Undang-Undang AI diharapkan dapat membuka jalan bagi pembentukan sistem infrastruktur cerdas yang sistematis: termasuk pusat superkomputer nasional, repositori data AI terbuka, dan mekanisme pembiayaan yang fleksibel untuk penelitian – sehingga memperkuat kedaulatan digital, mendorong inovasi dalam negeri, dan mengembangkan industri teknologi tinggi.
Poin penting yang ditekankan adalah bahwa Undang-Undang ini tidak bertujuan untuk membatasi pembangunan, melainkan untuk menciptakan kerangka hukum yang "fleksibel dan aman" sehingga bisnis dan individu dapat berinovasi dan berkreasi – sementara Negara dapat mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan risiko dan melindungi kepentingan umum.
Dengan kerangka hukum yang diharapkan segera berlaku, Vietnam memiliki kesempatan untuk bergabung dengan kelompok negara-negara pelopor di dunia yang memberlakukan undang-undang sendiri tentang AI - bersama dengan negara-negara seperti Uni Eropa (UE), Korea Selatan, dan Jepang.
Hal ini juga mengirimkan pesan kuat bahwa pemerintah memandang AI sebagai salah satu pilar strategis untuk pembangunan, inovasi, dan peningkatan daya saing Vietnam di era digital.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/luat-ai-duoc-thong-qua-nen-tang-cho-phat-trien-cong-nghe-so-va-chu-quyen-du-lieu/20251210031259357










Komentar (0)