Stok beras di pasar Jepang terus menurun dan mencapai rekor terendah. Sebaliknya, ekspor beras negara itu dari Januari hingga Juli mencapai rekor tertinggi, yaitu 24.469 ton, naik 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Rak beras kosong di sebuah supermarket di Yokohama, Jepang, pada 28 Agustus. (Sumber: Stars and Stripes) |
Pada tanggal 3 September, Kementerian Pertanian , Kehutanan, dan Perikanan Jepang mengatakan bahwa dalam 7 bulan pertama tahun ini, jumlah ekspor beras tertinggi, 7.163 ton, diekspor ke Hong Kong (Tiongkok).
AS berada di peringkat kedua dengan 4.638 ton, disusul Singapura dengan 3.554 ton. Total nilai ekspor juga mencapai level tertinggi, yaitu 6,4 miliar yen (US$44,14 juta), naik 29%.
Meskipun persediaan beras sektor swasta telah turun ke level terendah sejak 1999, beras yang ditujukan untuk ekspor tidak dapat digunakan di pasar domestik karena subsidi pemerintah terkait dengan produksi beras.
Pemerintah memandang beras sebagai salah satu produk ekspor utama. Volume ekspor tahunan pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 37.186 ton, meningkat sekitar 12 kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.
Permintaan beras domestik menurun, sehingga kementerian membatasi produksi beras bahkan setelah kebijakan tersebut berakhir pada tahun 2018, yang memaksa petani mengurangi hasil panen mereka. Di sisi lain, kementerian mendorong petani untuk menanam beras untuk ekspor dengan memberikan subsidi. Subsidi tersebut mencapai 40.000 yen ($276) per 1.000 meter persegi sawah.
Penggunaan beras subsidi bersifat tetap, jadi apabila beras tersebut digunakan untuk pasar dalam negeri, petani harus mengembalikan subsidi tersebut.
"Stok beras sektor swasta hingga akhir Juni mencapai 1,56 juta ton, jauh lebih besar dibandingkan volume ekspor tahunan tahun lalu. Kelangkaan beras domestik akan berangsur-angsur membaik," ujar Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Tetsushi Sakamoto.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/nhat-ban-ly-giai-nguyen-nhan-thi-truong-gao-trong-nuoc-thieu-hut-nhung-xuat-khau-lai-cao-ky-luc-284994.html
Komentar (0)