AS: FDA menyetujui obat leucovorin dalam pengobatan autisme

Menurut seorang reporter VNA di Washington, Presiden Donald Trump mengumumkan pada tanggal 22 September bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui leucovorin (asam folinat) - suatu bentuk asam folat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati keracunan yang disebabkan oleh antagonis asam folat, sebagai pengobatan untuk mengurangi gejala autisme.

Leucovorin pernah diproduksi dan dijual oleh GlaxoSmithKline dengan nama dagang Wellcovorin, tetapi kemudian ditarik dari pasaran karena alasan keamanan atau efektivitas.

Leucovorin telah lama disetujui FDA untuk mengurangi efek samping obat kemoterapi tertentu dan terkadang digunakan di luar label untuk mengobati kekurangan vitamin B9.

Leukovorin adalah salah satu bentuk folat—vitamin esensial yang membantu pertumbuhan sel, mendukung kekebalan tubuh, dan menghasilkan sel darah merah yang sehat. Kekurangan folat selama kehamilan telah terbukti menyebabkan cacat tabung saraf.

Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara rendahnya kadar folat ibu pada awal kehamilan dan risiko autisme pada anak, meskipun hasilnya tidak konsisten.

Selama 10 tahun terakhir, beberapa dokter telah meresepkan leucovorin “off-label” untuk anak-anak dengan autisme.

Penelitian kecil menunjukkan bahwa hingga tiga perempat anak autis memiliki varian gen yang memengaruhi pemrosesan folat atau gangguan imun yang mencegah folat memasuki otak.

Beberapa uji coba skala terbatas menunjukkan bahwa leucovorin dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, keterampilan sosial, dan mengurangi sifat mudah tersinggung pada anak-anak ini.

Namun, komunitas ilmiah tetap berhati-hati. Yayasan Sains Autisme mencatat bahwa data saat ini hanya didasarkan pada empat uji coba acak skala kecil, dengan dosis dan hasil yang tidak konsisten, dan beberapa studi hanya diterapkan pada varian gen tertentu.

Profesor David Mandell, seorang psikiater dan pakar autisme di Universitas Pennsylvania, menekankan: “Leucovorin mungkin bermanfaat bagi beberapa anak, tetapi bukti yang ada saat ini sangat lemah.”

Selain itu, Presiden Trump juga mengatakan bahwa pemerintah mengeluarkan peringatan kepada para dokter agar tidak merekomendasikan asetaminofen - bahan aktif dalam Tylenol dan banyak obat populer lainnya - kepada wanita hamil, dengan alasan bahwa asetaminofen dapat dikaitkan dengan autisme pada anak-anak.

Presiden Trump menekankan bahwa "mengonsumsi Tylenol tidak baik." Sebagian besar penelitian ilmiah belum menentukan hubungan antara asetaminofen dan autisme.

Asetaminofen pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1950-an sebagai alternatif aspirin yang diresepkan. Pada tahun 1970-an, asetaminofen tersedia secara bebas dan telah menjadi salah satu pereda nyeri dan penurun demam yang paling banyak digunakan di Amerika Serikat.

Menurut sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal American Family Physician, antara 40 dan 65 persen wanita menggunakan asetaminofen pada beberapa waktu selama kehamilan.

Presiden Trump membuat pengumuman tersebut sementara Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Robert F. Kennedy Jr. dan pejabat kesehatan lainnya berjanji untuk mengidentifikasi penyebab gangguan perkembangan tersebut pada bulan September.

Direktur National Institutes of Health (NIH) Jay Bhattacharya mengatakan lembaga tersebut akan mengalokasikan $50 juta untuk 13 proyek penelitian yang berfokus pada mengidentifikasi akar penyebab dan pengobatan autisme, sebuah upaya yang disebut “inisiatif ilmu data autisme.”

Penelitian akan difokuskan pada faktor lingkungan dan medis, nutrisi, kejadian selama kehamilan, biologi dan genetika.

(TTXVN/Vietnam+)

Sumber: https://www.vietnamplus.vn/my-fda-phe-duyet-thuoc-leucovorin-trong-dieu-tri-tu-ky-post1063425.vnp