Kantor berita Reuters baru-baru ini mengutip juru bicara Departemen Perdagangan AS yang mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden "tidak memblokir penjualan chip ke Timur Tengah", setelah terungkap bahwa Washington telah menambahkan persyaratan lisensi ekspor untuk chip kecerdasan buatan dari Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD).
Komentar itu muncul setelah pembuat chip kecerdasan buatan Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD) menerima pemberitahuan dari pejabat AS tentang persyaratan lisensi ekspor baru untuk mengirimkan chip ke beberapa negara di Timur Tengah.
Akan tetapi, tidak ada perusahaan yang mengatakan apakah mereka telah ditolak lisensinya untuk mengirimkan chip ke negara-negara tersebut.
AS sering memberlakukan kontrol ekspor karena alasan keamanan nasional. (Foto: Reuters)
Secara khusus, perusahaan teknologi Nvidia yang berbasis di California mengatakan chip A100 dan H100 berkinerja tinggi yang membantu mempercepat aplikasi kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT telah dimasukkan ke dalam daftar "dilarang ekspor" ke beberapa negara di Timur Tengah.
" Pemerintah AS telah memberi tahu kami tentang persyaratan lisensi tambahan untuk produk A100 dan H100 bagi pelanggan dan wilayah tertentu, termasuk negara-negara tertentu di Timur Tengah," demikian pernyataan dari Nvidia, salah satu perusahaan teknologi terkemuka dunia dengan nilai sekitar $1,2 triliun.
Reuters mengutip sumber terpercaya yang mengatakan AMD juga terdampak oleh perpanjangan ekspor tersebut. September lalu, AMD menyatakan telah menerima permintaan lisensi baru yang mengharuskan mereka menghentikan ekspor chip MI250 ke Tiongkok sepenuhnya.
"Dalam jangka panjang, hasil dan posisi kompetitif kami dapat terganggu, dan kami dapat dikeluarkan dari seluruh atau sebagian pasar Tiongkok jika ada perubahan lebih lanjut pada kontrol ekspor pemerintah AS," kata Nvidia dalam sebuah pernyataan.
AS sering kali memberlakukan kontrol ekspor atas dasar keamanan nasional. Persyaratan perizinan untuk negara-negara Timur Tengah masih belum jelas, atau mengapa AS menerapkannya. Namun, dalam kasus ini, tampaknya hal ini disebabkan oleh hubungan beberapa negara Timur Tengah dengan Tiongkok, yang bersaing dengan Washington untuk mendapatkan supremasi teknologi.
Baik Washington maupun Beijing telah memberlakukan pembatasan ekspor produk-produk teknologi utama ke negara dan sekutu masing-masing. Pada bulan Juli, Tiongkok mengumumkan pembatasan ekspor dua logam langka yang dibutuhkan untuk membuat semikonduktor ke Eropa dan Amerika Serikat.
(Sumber: Surat Kabar Tin Tuc)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)