Dalam keterangannya kepada pers, Direktur Departemen Kependudukan, Bapak Le Thanh Dung mengatakan, hingga saat ini belum ada satu negara pun di dunia yang memiliki Undang-Undang Kependudukan. Vietnam merupakan negara pertama yang merancang undang-undang ini.
"Undang-Undang Kependudukan tidak dapat mengakomodasi semua keinginan lebih dari 100 juta orang, tetapi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal," ujar Bapak Le Thanh Dung, seraya menambahkan bahwa rancangan undang-undang tersebut memiliki banyak kebijakan untuk mempertahankan angka kelahiran pengganti, dan beradaptasi dengan laju penuaan penduduk yang sangat cepat di negara kita.

Menjelaskan beberapa usulan dan ketentuan dalam rancangan undang-undang tersebut, Kepala Dinas Kependudukan menyampaikan bahwa dalam rancangan undang-undang tersebut sebelumnya telah diatur bahwa perempuan yang melahirkan dua orang anak atau laki-laki yang mempunyai dua orang anak kandung tetapi belum menikah atau mempunyai istri yang telah meninggal, diprioritaskan untuk menikmati kebijakan perumahan sosial guna mengurangi beban perumahan sehingga dapat lebih fokus dalam mengasuh dan membesarkan anak-anaknya.
Namun, setelah itu, banyak pihak memperdebatkan masalah ini, banyak yang mengatakan bahwa masih terdapat celah hukum ketika "laki-laki bercerai untuk membeli rumah susun dan kemudian menikah lagi". Oleh karena itu, agar undang-undang ini dapat diundangkan tanpa celah hukum, rancangan terbaru direvisi dengan menetapkan bahwa "laki-laki dengan 2 anak kandung dan istri mereka meninggal dunia akan diprioritaskan untuk membeli rumah susun". Bagi laki-laki dengan 2 anak kandung tetapi tidak memiliki istri, prioritas tidak akan diusulkan seperti sebelumnya untuk memastikan celah hukum terkait.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nam-gioi-co-2-con-de-vo-qua-doi-moi-duoc-uu-tien-mua-nha-xa-hoi-post822346.html






Komentar (0)