Mulai 1 Juli, Rusia mengambil alih peran Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dari Korea Selatan selama satu bulan dengan topik utama pembahasannya adalah solusi untuk konflik di Timur Tengah, persamaan keamanan global baru, dan kerja sama PBB dengan organisasi regional.
Dewan Keamanan adalah badan permanen Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang bertanggung jawab utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Jabatan presiden Dewan Keamanan dirotasi setiap bulan di antara 15 negara anggota Dewan Keamanan.
Dalam wawancara dengan pers, Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan bahwa Rusia telah merencanakan tiga peristiwa penting selama masa jabatannya sebagai Presiden Dewan Keamanan.
Salah satu acaranya adalah debat terbuka mengenai kerja sama multilateral untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutan. Khususnya, pada pertemuan yang dijadwalkan 16 Juli, Rusia akan mempresentasikan "persamaan keamanan" global yang baru. Debat terbuka mengenai penyelesaian situasi di Timur Tengah dijadwalkan pada 17 Juli. Kedua pertemuan pada 16 dan 17 Juli tersebut diperkirakan akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Peristiwa penting lainnya selama bulan kepresidenan Rusia adalah debat DK PBB tentang kerja sama antara PBB dan organisasi regional, yang dijadwalkan pada 19 Juli.
Rusia terakhir kali menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan PBB pada Februari 2022. Hubungan antara AS dan Rusia menegang setelah pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina pada saat itu dan berlanjut hingga saat ini. AS telah melarang masuk ratusan warga negara Rusia, termasuk Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Belum jelas apakah Washington akan mengeluarkan visa bagi Lavrov dan delegasi Rusia.
KHANH HUNG
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nga-tiep-quan-vai-tro-chu-tich-hoi-dong-bao-an-lien-hop-quoc-post747171.html
Komentar (0)