Sebagai provinsi paling selatan di negara ini, Ca Mau tidak luput dari perubahan populasi dan pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya kependudukan dan keluarga berencana di provinsi ini telah mencapai banyak capaian luar biasa. Kesadaran masyarakat, terutama pasangan muda, telah berubah secara positif dalam memilih waktu melahirkan, jumlah anak, dan jarak kelahiran yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi. Namun, tantangan baru dalam konteks saat ini mengharuskan wilayah ini untuk terus menyesuaikan diri dan beradaptasi secara fleksibel.
Menurut statistik, angka kelahiran di beberapa distrik terpencil menunjukkan tanda-tanda penurunan, sementara di pusat kota, perbedaan angka kelahiran dan ketakutan memiliki anak kedua akibat tekanan hidup dan tingginya biaya pengasuhan anak juga terjadi. Hal ini dapat berdampak jangka panjang terhadap struktur populasi, angkatan kerja, dan tingkat penuaan. Selain itu, kurangnya keseragaman akses terhadap layanan kesehatan reproduksi di daerah pedesaan, terutama bagi perempuan miskin dan etnis minoritas, masih menjadi hambatan utama dalam menjamin hak-hak reproduksi masyarakat.
Resolusi No. 21-NQ/TW Komite Sentral dan Ordonansi Kependudukan yang telah direvisi, yang berlaku mulai Juni 2025, telah dengan jelas menetapkan hak pasangan dan individu untuk menentukan nasib sendiri dalam hal reproduksi, sekaligus menciptakan koridor hukum yang penting bagi daerah seperti Ca Mau untuk menyesuaikan kebijakan, mengalokasikan sumber daya, dan mengarahkan komunikasi kependudukan yang tepat. Dengan demikian, setiap individu berhak untuk memutuskan kapan akan melahirkan, jumlah anak, dan jarak antar kelahiran sesuai dengan status kesehatan, kondisi belajar, pendapatan, dan kemampuan membesarkan anak, atas dasar kesetaraan dan tanggung jawab sosial.
Di Ca Mau, implementasi kebijakan ini perlu dibarengi dengan penguatan jaringan kesehatan akar rumput dan peningkatan kualitas layanan kesehatan reproduksi, terutama di wilayah terpencil dan pesisir di mana masih banyak prasangka dan adat istiadat buruk yang memengaruhi hak reproduksi perempuan. Pada saat yang sama, sektor pendidikan dan organisasi masyarakat perlu memperkuat komunikasi dan edukasi tentang seks dan kesehatan reproduksi bagi remaja—mereka yang sedang dan akan memasuki usia subur—agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan yang tepat bagi diri mereka sendiri dan masa depan mereka.
Menyambut Hari Kependudukan Sedunia pada 11 Juli 2025, Provinsi Ca Mau tidak hanya menyerukan kerja sama semua tingkat dan sektor, tetapi juga mendorong setiap individu dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran dan melaksanakan hak serta tanggung jawab reproduksi. Hak reproduksi bukan hanya hak untuk memutuskan memiliki anak, tetapi juga hak untuk hidup sehat dan aman, serta kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat yang adil dan progresif. Di dunia yang terus berubah, melindungi hak reproduksi bukan hanya tujuan jangka pendek, tetapi juga strategi jangka panjang untuk pembangunan berkelanjutan dan komprehensif bagi setiap individu dan masyarakat.
Sumber: https://soyte.camau.gov.vn/bai-khoa-hoc-chinh-tri-va-xa-hoi/ngay-dan-so-the-gioi-11-7-2025-quyen-tu-quyet-ve-sinh-san-trong-mot-the-gioi-dang-thay-doi-285852
Komentar (0)