Di setiap helaian pisang kering, setiap mata hammock yang ditenun tangan merupakan ciri budaya, tempat untuk melestarikan jiwa orang Selatan: sederhana, pekerja keras, mendalam, dan penuh emosi. Di Selatan, budaya tidak ditemukan dalam hal-hal besar, tetapi dalam setiap kehidupan sehari-hari.
Budaya itu terangkum dalam lagu pengantar tidur dan tempat tidur gantung pisang sederhana, yang mana gambaran para ibu dan nenek, para wanita yang diam-diam menjaga keluarga dan jiwa tanah air, terpatri jelas.
SEDERHANA TAPI MENDALAM
Di sudut Pulau Tan Phong yang kecil dan damai, Ibu Doan Thi Phuong (yang tinggal di Dusun Tan Thai, Kelurahan Hiep Duc, Provinsi Dong Thap ) masih duduk di beranda rumahnya setiap hari, tekun menenun hammock dari tali pisang kering dengan tangannya yang kapalan dimakan waktu. Setelah 45 tahun berkecimpung dalam profesi menenun hammock, Ibu Phuong tak hanya menciptakan produk buatan tangan, tetapi juga diam-diam melestarikan sebagian jiwa pedesaan.
Para wisatawan sangat terkesan dengan kerajinan anyaman tali pisang di Pulau Tan Phong. |
Ibu Phuong mengenang masa-masa menenun hammock dengan tatapan nostalgia. Pada tahun 1980-an, ketika kehidupan pedesaan masih minim, masyarakat di sini memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di kebun mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di antaranya, serat pisang yang diambil dari pohon pisang muda yang belum berbuah, digunakan sebagai bahan baku untuk menenun hammock.
"Dulu, tidak ada uang untuk membeli hammock kain. Hampir setiap rumah memiliki pohon pisang, jadi orang-orang sering menebang pohon pisang untuk membuat tali hammock. Hammock yang ditenun dari tali pisang lebih ekonomis, keren, dan tahan lama," kenang Ibu Phuong.
Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Hiep Duc Tran Van Trung mengatakan bahwa di waktu mendatang, Komite Rakyat Komune akan menciptakan kondisi yang mendukung agar pekerjaan tradisional, termasuk menenun tali pisang di Pulau Tan Phong, dapat dipertahankan dan dikembangkan. Selain itu, kegiatan adat setempat seperti menenun kain hammock akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan merasakan Pulau Kecil Tan Phong, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membangun citra Kabupaten Hiep Duc agar semakin maju. |
Tak hanya sebagai barang sehari-hari, hammock dari anyaman pisang telah menjadi simbol masa kecil berbagai generasi masyarakat Selatan. Bayangan anak-anak yang tidur nyenyak di hammock beralas tikar alang-alang, bergoyang lembut mengikuti lagu pengantar tidur ibu mereka, menjadi kenangan hangat yang tak terlupakan. Ibu Phuong bercerita: "Kedua anak saya juga tumbuh besar di hammock yang terbuat dari anyaman pisang seperti itu. Setiap siang dan sore, mendengarkan lagu pengantar tidur ibu mereka, mereka tertidur tanpa menyadarinya."
Menurut Ibu Phuong, membuat hammock pisang yang indah dan tahan lama bukanlah hal yang mudah. Pertama-tama, Anda harus tahu cara memilih jenis pisang yang tepat, yaitu yang masih muda dan belum berbunga, karena talinya masih kuat pada saat itu. Setelah tali dipotong dari daun pisang kering, tali tersebut akan dicuci dan dijemur selama 1-2 hari, cukup hingga kering tetapi tidak kering dan rapuh.
Setelah kering, setiap tali dibagi menjadi 10-12 helai tipis, kemudian dipintal dan dililitkan menjadi benang utama yang digunakan untuk menenun. Setiap hammock membutuhkan sekitar 11-12 helai utama untuk menenun produk jadi. "Saat menenun, Anda harus membagi bilah hammock dengan stabil dan tepat, agar saat berbaring, Anda tidak akan merasa sakit atau sakit punggung.
"Talinya tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis, setiap helainya harus rata," kata Ibu Phuong, sambil dengan cermat menganyam setiap simpul hammock dengan terampil. Hammock tali pisang yang telah selesai dibuat memiliki panjang sekitar 2,8-3 meter, tergantung permintaan pengguna. Rata-rata, ia membutuhkan waktu 30 jam untuk menganyam satu hammock yang sudah jadi.
MENJAGA JIWA NEGARA MELALUI SETIAP KETUKAN HAMMOCK
Barangkali tak ada yang lebih mengingatkan orang Barat akan masa kecil mereka selain gambaran tempat tidur gantung yang tergantung di beranda, seorang anak yang tidur nyenyak di atas kasur alang-alang, dengan tenang mendengarkan lagu pengantar tidur nenek atau ibunya. Gambaran sederhana itu telah menjadi ciri budaya daerah tepi sungai.
Ibu Doan Thi Phuong dengan tangan terampilnya telah menciptakan tempat tidur gantung yang dipenuhi dengan identitas tanah airnya. |
Menurut Ibu Phuong, hammock anyaman tali pisang memiliki banyak keunggulan dibandingkan hammock anyaman kain karena lebih sejuk, tidak melorot, dan tidak menyebabkan sakit punggung. Rata-rata, hammock dapat digunakan selama 2-3 tahun, dan jika dirawat dengan baik, hammock tersebut akan lebih awet.
Selain hammock tradisional, ia juga membuat hammock versi kecil sebagai suvenir. Produk-produk ini sangat disukai wisatawan ketika mengunjungi Pulau Kecil Tan Phong, bukan hanya karena keunikannya, tetapi juga karena jiwa pedesaannya, sebuah kisah, dan "sepotong" budaya Selatan.
Meskipun penghasilan bulanannya dari menganyam hammock hanya beberapa juta VND, Ibu Phuong tetap menjadikan profesi ini sebagai bagian dari kenangan dan tanggung jawabnya. Baginya, setiap hammock yang telah selesai dibuat bukan sekadar produk untuk dijual, melainkan secuil jiwa desa, di mana suara hammock yang berayun menjadi bagian tak terlupakan dari kenangannya.
"Saya melakukan ini karena saya mencintai pekerjaan ini, saya mencintai fitur-fitur lamanya karena ini adalah bagian dari kenangan kampung halaman saya. Saya ingin anak-cucu saya mengenal pekerjaan lama ini, mengenal tempat tidur gantung yang ditenun dari tali pisang, mendengar suara tempat tidur gantung dan lagu pengantar tidur yang merdu," ungkap Ibu Phuong.
Di wilayah sungai ini, tak hanya kebun buah-buahan yang subur atau kanal-kanal hijau yang sejuk yang menghiasi keindahan tanah air, tetapi juga orang-orang seperti Ibu Phuong, dengan tangan dan hati yang tekun serta teliti dalam memelihara "api profesi", yang telah berkontribusi menjadikan Pulau Tan Phong kaya akan identitas dan penuh kemanusiaan.
RAMAH
Sumber: https://www.baodongthap.vn/van-hoa-nghe-thuat/202509/nghe-dan-vong-noi-luu-giu-hon-que-1049504/
Komentar (0)