Di acara I/O 2023, Google mengumumkan bahwa Bard terbuka untuk semua orang di lebih dari 180 negara dan wilayah. Di Vietnam, pengguna dapat mencoba Bard, tetapi saat ini chatbot AI Google hanya mendukung bahasa Inggris Amerika, Korea, dan Jepang, bukan bahasa Vietnam.
Pengguna Vietnam dapat mencoba chatbot AI Google |
Menurut AP, Bard akan menambahkan hingga 40 bahasa asing. Di halaman Tanya Jawab, Google mengatakan akan "mengajari" Bard sebanyak mungkin bahasa. Selain itu, Google siap menguji integrasi AI ke dalam mesin pencari. Ini termasuk Gmail dengan opsi "Bantu Saya Menulis", yang mendukung penulisan balasan email panjang hanya dalam beberapa detik, dan alat "Editor Ajaib" yang secara otomatis mengedit foto.
Namun, transisi ini akan dilakukan secara hati-hati untuk Penelusuran karena pendekatan ini mencerminkan reputasi Google dalam menyediakan hasil yang dapat dipercaya, yang dapat rusak jika AI "menyusun" informasi palsu sendiri.
Pada saat yang sama, perusahaan menciptakan “pagar pembatas” untuk mencegah AI menjawab pertanyaan kesehatan dan keuangan yang sensitif, yang dalam hal ini Google akan mengarahkan pengguna ke situs web resmi.
Setelah Microsoft mulai mengintegrasikan AI ke dalam Bing, Google berada di bawah tekanan besar untuk membuktikan kepemimpinannya di pasar. Ancaman tersebut menyebabkan saham Alphabet terpukul sebelum akhirnya stabil. Sementara itu, Samsung mempertimbangkan untuk menghentikan penggunaan mesin pencari Google di ponsel pintar demi mengikuti jejak Microsoft, menurut New York Times.
Google yang berbasis di Silicon Valley belum mengungkapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan alat pencarian AI-nya bagi semua orang. Pengguna di AS dapat mendaftar dalam daftar tunggu untuk mencoba Pencarian bertenaga AI ini. Hasil pencarian akan ditandai sebagai eksperimental.
Selain memamerkan kemajuan AI-nya, Google juga memanfaatkan I/O 2023 untuk memperkenalkan ponsel lipat pertamanya, Pixel Fold, dengan harga $1.799 dan dilengkapi dengan banyak fitur AI. Perangkat ini akan bersaing dengan lini Samsung Galaxy Fold.
Hingga saat ini, ponsel pintar lipat dianggap sebagai ceruk pasar karena harganya yang berada di luar jangkauan pengguna, berkisar antara $1.500 hingga $2.000. Menurut perusahaan riset IDC, tahun lalu, sekitar 14 juta ponsel pintar lipat terjual secara global, mewakili 1% dari total pengiriman ponsel pintar.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)