(CLO) Video deepfake yang meniru Presiden Prabowo Subianto telah menipu masyarakat Indonesia di 20 provinsi, menyebabkan banyak orang kehilangan uang.
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram November lalu, Presiden Indonesia Prabowo Subianto muncul dengan mengenakan topi dan kemeja hitam tradisional, bertanya kepada orang-orang apa yang bisa ia lakukan untuk mereka setelah terpilih. "Siapa yang belum menerima dukungan dari saya? Apa yang kalian butuhkan sekarang?"
Namun, meskipun mulut dan mata pemimpin Indonesia itu bergerak secara alami, kata-kata yang diucapkannya sebenarnya merupakan bagian dari penipuan deepfake yang diungkap polisi bulan lalu, yang menipu orang-orang di 20 provinsi di Indonesia.
Pak Prabu Subianto. Foto: CC BY-SA 3.0
Mereka yang mempercayai pesan dalam video tersebut diminta untuk menghubungi nomor WhatsApp dan mentransfer antara 250.000 hingga 1 juta rupiah ($15-$60) sebagai “biaya administrasi” untuk menerima bantuan, tetapi uang tersebut tidak pernah dikembalikan.
Ibu Aryani, 56 tahun, salah satu korban penipuan ini, berbagi: "Masyarakat harus lebih berhati-hati. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming imbalan."
Ia mentransfer 200.000 rupiah kepada penipu tersebut setelah menonton video deepfake yang meniru seorang pengusaha ternama Indonesia. "Saya butuh uang, tapi mereka malah meminta saya mengirimkan uang. Mereka bahkan melakukan panggilan video kepada saya, seolah-olah saya sedang berbicara langsung dengan mereka."
Selama kampanye presiden Indonesia, deepfake menjadi alat populer untuk menyebarkan misinformasi, baik yang merugikan maupun menguntungkan kandidat. Namun kini, teknologi ini telah jatuh ke tangan para penjahat yang ingin meraup keuntungan.
Kepolisian Indonesia menangkap seorang tersangka yang meraup keuntungan ilegal sebesar 65 juta rupiah dari penipuan tersebut, menurut Himawan Bayu Aji, Direktur Unit Kejahatan Siber Nasional Indonesia, pada bulan Februari. Ia mengatakan polisi juga menangkap orang lain terkait penipuan lain yang menggunakan teknologi deepfake, tetapi tidak mengungkapkan jumlah uangnya.
Namun, video-video deepfake ini beredar jauh lebih luas daripada dua akun yang dirilis polisi. Video-video deepfake yang menyamar sebagai Presiden Prabowo terus bermunculan di media sosial setelah penangkapan, termasuk puluhan video di TikTok dengan tagar "Prabowo Berbagi Berkah".
Setidaknya 22 akun TikTok telah mempromosikan penipuan serupa sejak Prabowo menjabat Oktober lalu. Satu akun dengan lebih dari 77.000 pengikut telah mengumpulkan 7,5 juta tayangan untuk video palsu Prabowo yang membagikan bantuan keuangan. Akun lain telah membagikan 100 video sejak Januari, sebagian besar berupa video deepfake presiden yang menjanjikan bantuan uang tunai.
TikTok mengatakan telah menghapus salah satu video penipuan deepfake dan akun yang terkait dengannya, dan berjanji untuk terus menghapus konten yang melanggar pedoman komunitas platform tersebut, yang melarang unggahan menyesatkan.
Aribowo Sasmito, salah satu pendiri organisasi pemeriksa fakta Indonesia, Mafindo, mengatakan timnya mendeteksi penipuan deepfake baru setiap minggu karena penyebarannya yang cepat di dunia maya. "Kami mulai melihat video deepfake tahun lalu ketika perangkat AI menjadi lebih mudah diakses dan lebih murah," ia memperingatkan.
Aribowo mengatakan tim verifikasinya bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk mengungkap penipuan ini, terutama karena teknologi yang digunakan penjahat menjadi lebih canggih.
"Kami telah menyaksikan peningkatan kualitas video-video ini dari waktu ke waktu. Membedakan video asli dan palsu semakin sulit," tambahnya. "Tantangan terbesarnya adalah banyaknya penipuan ini."
Cao Phong (menurut CNA, NIE, Barron)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/nguoi-indonesia-bi-lua-dao-bang-deepfake-gia-mao-tong-thong-prabowo-post336773.html
Komentar (0)