
Dari "titik hitam" lalu lintas
Kembali ke Desa Bo Moi di akhir November, orang-orang dapat dengan mudah melihat perubahan di daerah pegunungan dan kelompok etnis ini: jalan-jalan menjadi lebih lebar, rumah-rumah dibangun kokoh di kedua sisi jalan, dan kehidupan telah mencapai taraf baru. Namun, yang paling menarik perhatian adalah tikungan yang dulunya dianggap "titik hitam" lalu lintas, kini telah menjadi lebih luas dan aman.
Berbicara kepada wartawan Surat Kabar Hanoi Moi, Ibu Bach Thi Quyen dan banyak penduduk desa Bo Moi lainnya menceritakan tahun-tahun yang menghantui mereka. Sebelumnya, tikungan itu sempit, tajam, dan pandangan kabur. Sepeda motor dan mobil dari kedua sisi sering bertabrakan secara tak terduga, menyebabkan banyak tabrakan: beberapa cedera, banyak kepanikan. Menurut statistik awal dari komune, setiap tahun di tikungan ini, rata-rata terjadi 6-8 tabrakan, termasuk setidaknya 2 kasus serius yang mengharuskan orang dibawa ke rumah sakit. "Setiap kali saya mendengar derit rem, saya berlari keluar untuk melihat. Ada kasus di mana orang harus dibawa ke rumah sakit pada malam hari. Sungguh memilukan melihatnya," kenang Ibu Bach Thi Quyen.
Saat itu, rumahnya persis di pinggir jalan, kurang dari satu lengan dari jalan masuk. Kecelakaan di depan rumahnya menjadi kekhawatiran yang tak kunjung usai selama bertahun-tahun di daerah ini. Ibu Quyen berkali-kali berharap, "Seandainya jalannya sedikit lebih lebar, penderitaan orang-orang akan berkurang," tetapi ia tidak tahu harus mulai dari mana.
Pada tahun 2024, ketika komune My Duc menerapkan kebijakan perluasan lalu lintas pedesaan, tikungan di depan rumahnya ditetapkan sebagai titik pertama yang harus ditangani. Untuk itu, pekarangan dan tanah tempat tinggal keluarganya harus diberikan kepada masyarakat. Dan saat itulah kebaikan itu dimulai.
Untuk kebaikan
Segera setelah pejabat komune menyampaikan rencana tersebut, keluarga Ibu Quyen setuju untuk menyumbangkan seluruh 52 meter persegi tanah hunian—sebagian tanah berjarak hampir 2 meter dari tembok lama. Lahan berharga yang dulunya merupakan sudut halaman bata dan pagar kokoh, kini telah digantikan oleh sudut yang luas, dengan pemandangan yang tampak luas. Keputusan ini diambil dalam situasi yang tidak mudah. Saat itu, suami Ibu Quyen sedang sakit parah dan membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi; nilai tanah yang disumbangkan saat itu mencapai lebih dari 500 juta VND—aset yang sangat berharga bagi setiap rumah tangga di komune tersebut.

"Tapi lahannya masih bisa digarap. Kalau jalan ini bisa diperlebar, orang-orang akan lebih mudah bepergian. Bagus," katanya, suaranya lembut tapi tegas, seperti jalan yang dipilihnya, membawa semangat berbagi dan solidaritas desa yang telah mengakar kuat dalam gaya hidup masyarakat Muong di sini.
Berbicara kepada seorang reporter dari Surat Kabar Hanoi Moi, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan dan Masyarakat Komune My Duc, Dinh Cong Vo, mengatakan bahwa tikungan ini dulunya merupakan tempat dengan kecelakaan terbanyak di jalur antar-komune. Berkat tanah hibah dari keluarga Ibu Quyen, jarak pandang menjadi lebih jelas, titik-titik kemacetan lalu lintas tereliminasi, dan kendaraan dapat melaju jauh lebih aman. Bapak Dinh Cong Vo mengatakan bahwa penduduk desa menghargai Ibu Quyen bukan hanya karena tanah hibahnya kepada masyarakat, tetapi juga karena kejujuran dan kesetiaan seorang perempuan Muong yang selalu hidup untuk desa.
Sejak tikungan diperlebar, warga di sepanjang rute tidak melaporkan kecelakaan. Ibu Quyen mengatakan ia kini tidur lebih nyenyak di malam hari, tidak lagi terkejut dengan suara mobil yang lewat.
Menurut Wakil Presiden Komite Front Tanah Air sekaligus Presiden Serikat Perempuan Komune My Duc, Do Thi Huong, tindakan Quyen menciptakan dampak berantai yang kuat. Banyak keluarga secara aktif menanggapi gerakan donasi tanah untuk membuka jalan. "Quyen adalah anggota serikat perempuan teladan yang selalu mengutamakan kepentingan masyarakat," ujar Huong.
Menjelang sore, ketika meninggalkan rumah Ibu Quyen, sambil melihat kembali jalan yang baru diperlebar, reporter merasa bahwa perubahan tidak hanya terjadi pada infrastruktur. Tikungan berbahaya itu kini telah menjadi "jalan yang layak" dalam arti harfiah, tetapi yang paling mendalam adalah semangat masyarakat—yakin bahwa kebaikan saja sudah cukup untuk membuka jalan berkelanjutan bagi masyarakat. Bagi Ibu Quyen, semuanya sesederhana yang ia katakan: "Membuka jalan agar orang-orang dapat bepergian dengan aman, itulah kebahagiaan."
Sumber: https://hanoimoi.vn/nguoi-phu-nu-muong-mo-khuc-cua-loi-di-tu-te-723856.html






Komentar (0)