Apa yang menyebabkan harga lada terus menurun?

Harga lada di pasar domestik mengalami penurunan tajam, saat ini berfluktuasi antara 136.000 dan 140.000 VND/kg. Penurunan ini signifikan dibandingkan puncaknya di atas 200.000 VND/kg pada awal Juni 2024. Penurunan ini khususnya terjadi di Tiongkok, salah satu pasar konsumsi lada terbesar di Vietnam, yang mengalami penurunan volume pembelian yang signifikan dibandingkan tahun lalu.

Menurut informasi dari petani dan pelaku usaha, harga lada di banyak wilayah penghasil utama seperti Dataran Tinggi Tengah dan Tenggara terus menurun sebesar 1.000-4.000 VND/kg dibandingkan hari-hari sebelumnya. Di Dataran Tinggi Tengah, harga lada di Dak Lak turun menjadi 139.000 VND/kg, sementara di Gia Lai dan Dak Nong, harganya berkisar antara 138.000-140.000 VND/kg. Di wilayah Tenggara, harga lada di Ba Ria - Vung Tau, Dong Nai, dan Binh Phuoc turun menjadi 136.000-138.000 VND/kg.

Harga saat ini telah turun tajam dibandingkan puncaknya di atas 200.000 VND/kg pada awal Juni, menandai level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Namun, harga lada masih 55.000-60.000 VND/kg lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pasokan produk lada ini masih rendah (Foto: VnEconomy)

Menurut Asosiasi Lada dan Rempah Vietnam (VPSA), meskipun pasar-pasar utama seperti AS, Eropa, dan India telah meningkatkan pembelian lada dari Vietnam, Tiongkok justru mengurangi pembeliannya secara signifikan. Dalam 6 bulan pertama tahun 2024, Tiongkok turun dari peringkat 1 ke peringkat 5 dalam daftar importir lada terbesar Vietnam. Tiongkok hanya membeli 7.451 ton, senilai 20 juta dolar AS, turun tajam sebesar 85,2% dalam volume dan 81,7% dalam nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar Tiongkok juga menyempit dari 33% menjadi 5,2%.

Ibu Hoang Thi Lien – Presiden VPSA – mengatakan bahwa penurunan tajam ini kemungkinan disebabkan oleh pembelian besar-besaran Tiongkok tahun lalu, yang mengakibatkan tingginya persediaan, dan perekonomian Tiongkok saat ini sedang menghadapi kesulitan. Namun, Ibu Lien juga menekankan bahwa penurunan harga lada bukan hanya disebabkan oleh pengurangan pembelian Tiongkok, tetapi juga bisa disebabkan oleh peningkatan pasokan jangka pendek ketika masyarakat menjual dengan harga tinggi.

Meskipun pasar-pasar utama seperti AS dan Eropa telah meningkatkan pembelian pada paruh pertama tahun 2024, Ibu Lien yakin harga lada hampir tidak akan naik tajam lagi jika kedua pasar ini tidak terus membeli dalam jumlah besar di bulan-bulan terakhir tahun ini. Namun, beliau juga yakin harga lada hampir tidak akan turun lebih lanjut karena pasokan dunia masih belum mencukupi permintaan, bahkan ketika Indonesia, Brasil, dan Vietnam sedang mempersiapkan panen.

Banyak pakar juga sependapat dengan pandangan ini, dengan mengatakan bahwa pasokan lada saat ini masih rendah, terutama di Vietnam—negara yang memasok 40-50% lada dunia. Luas lahan lada terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, dan penanaman baru belum banyak dilakukan. Agar tanaman lada mencapai produktivitas, dibutuhkan setidaknya 3 tahun sejak penanaman baru.

Harga lada saat ini sedang tertekan akibat penurunan pembelian dari Tiongkok dan peningkatan pasokan jangka pendek. Namun, karena pasokan tidak cukup untuk memenuhi permintaan global, harga lada kemungkinan besar tidak akan turun lebih lanjut dalam waktu dekat.

Sumber: https://congthuong.vn/nguyen-nhan-nao-khien-gia-ho-tieu-giam-lien-tuc-338047.html