Hampir satu dekade yang lalu, lahan keluarga Bapak Le Van Trieu di Desa Tan Viet, Kecamatan Quy Mong, masih ditanami secara bergilir dengan hibrida Bodhi dan Akasia. Bapak Trieu mengenang: Dulu, menanam Akasia dan Bodhi membuat tanah menjadi tidak subur dan penuh hama, sehingga pendapatannya pun terbatas. Atas dorongan penyuluh pertanian setempat, keluarga tersebut memutuskan untuk beralih menanam rebung Bat Do di lahan seluas 0,5 hektar.

Keputusan itu membuka lembaran baru bagi perekonomian keluarga. Kebun bambunya yang berjumlah 120 batang kini telah memasuki tahun keenam, dengan hasil panen yang stabil, lebih dari 8 ton rebung setiap tahun.
Sejak beralih ke budidaya bambu Bat Do, saya merasa beban di pundak saya terangkat. Budidaya bambu Bat Do tidak membutuhkan banyak perawatan, menjaga kelestarian tanah, dan ketika musimnya tiba, para pedagang datang ke kebun untuk membeli rebung, menghasilkan lebih dari 40 juta VND setiap tahun.
Demikian pula, kisah keluarga Nyonya Ha Thi Toan di Desa Luong An, Kecamatan Hung Khanh, juga menjadi bukti efektivitas rebung Bat Do. Lahan di dekat sungai milik keluarga Nyonya Toan dulunya ditanami jagung dan murbei, tetapi sering dilanda banjir.
Ibu Toan mengaku, sejak tanam bambu Bat Do, saya tidak perlu khawatir lagi. Bambu seluas 2 hektar tumbuh subur, akarnya menancap kuat di tanah, menjaga kelestarian tanah dan menghasilkan pendapatan hampir 150 juta tiap tahun.
Di Lao Cai , bambu Bat Do bukan hanya pohon penanggulangan kemiskinan, tetapi juga solusi bagi permasalahan pertanian berkelanjutan di lahan miring. Dengan karakteristik pertumbuhannya yang kuat, sistem perakaran yang luas dan dalam, hutan bambu telah menjadi "pagar" alami yang efektif, membantu menahan tanah dan air, meminimalkan erosi dan tanah longsor, terutama selama musim hujan dan badai.
Menurut Bapak Tran Van Tam, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Hung Khanh, wilayah tersebut telah menetapkan rebung Bat Do sebagai tanaman utama dengan total luas lahan mencapai hampir 2.000 hektar. Model ini secara efektif telah menggantikan pohon-pohon kehutanan bernilai rendah di lahan perbukitan dan tepi sungai.

Keunggulan utama bambu Bat Do adalah teknik perawatannya yang sederhana, cocok untuk pertanian masyarakat di dataran tinggi. Pohonnya hampir bebas hama dan penyakit, dan tajuknya yang tebal juga mampu menghambat pertumbuhan gulma, sehingga membantu masyarakat mengurangi biaya pestisida dan beralih ke pertanian yang hijau dan aman.
Setelah lebih dari dua dekade berakar di Lao Cai, bambu Bat Do telah mengukuhkan perannya yang tak tergantikan dalam struktur ekonomi perbukitan dan hutan. Seluruh provinsi kini telah mengembangkan lebih dari 6.000 hektar, dengan produksi rebung komersial pada tahun 2025 diperkirakan mencapai lebih dari 40.000 ton.

Dengan harga pembelian yang stabil sebesar 5.000 - 5.500 VND/kg dan hasil yang terjamin berkat hubungan dengan para pelaku usaha, masyarakat dapat memperoleh pendapatan rata-rata 70 - 100 juta VND/ha/tahun, atau bahkan lebih tinggi lagi jika pertanian intensif dijalankan dengan baik.
Pemerintah daerah terus mendorong masyarakat untuk memperluas lahan, sekaligus menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas rebung. Rebung Bat Do telah benar-benar menjadi "pohon emas", yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan menutupi lahan-lahan yang sulit dengan tanaman hijau yang berkelanjutan.
Sumber: https://baolaocai.vn/loi-giai-lam-giau-tu-dat-kho-post883761.html
Komentar (0)