Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa berkekuatan 6,0 skala Richter yang terjadi pada malam 31 Agustus itu berpusat di kedalaman sekitar 10 km, sekitar 23 km timur laut kota Jalalabad, Afghanistan.
Di provinsi Kunar dan Nangarhar yang terkena dampak paling parah, gempa bumi menjebak orang-orang di bawah reruntuhan ketika rumah-rumah, yang sebagian besar terbuat dari kayu dan lumpur di daerah tersebut, runtuh saat mereka tidur.

Menurut NBC News , Sadiqullah, seorang warga di daerah yang terkena dampak gempa bumi, terbangun oleh suara seperti ledakan keras dan bergegas ke tempat anggota keluarganya sedang tidur.
Dia menyelamatkan ketiga anaknya tetapi sebelum dia bisa menyelamatkan seluruh keluarganya, atap rumah runtuh menimpanya.
"Istri dan dua putra saya meninggal, ayah saya terluka dan dirawat di rumah sakit bersama saya. Kami terjebak selama tiga hingga empat jam sampai orang-orang dari daerah lain datang dan membawa kami keluar," kata Sadiqullah.
Juru bicara pemerintah Taliban mengatakan pada tanggal 2 September bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi telah meningkat menjadi sedikitnya 1.411 orang sementara 3.124 lainnya terluka dan 5.412 rumah hancur.
"Luasnya kerusakan sangat parah. Banyak desa rata dengan tanah dan warga masih terjebak di bawah reruntuhan. Jalan-jalan terputus, sehingga sulit untuk mengangkut pasokan atau mengevakuasi korban luka," ujar Dr. Abudl Majeed Ahmadzai, direktur Rumah Sakit Kabul Asia, kepada CBS News .
>>> Pembaca diundang untuk menonton lebih banyak video : Helikopter membawa orang-orang yang terluka setelah gempa bumi di Afghanistan
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/nhan-chung-ke-ve-tran-dong-dat-kinh-hoang-o-afghanistan-post2149050309.html
Komentar (0)