Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia secara resmi diluncurkan di ibu kota Kuala Lumpur.
Acara ini diadakan pada tahun yang penuh makna ketika Vietnam merayakan 80 tahun kemerdekaan dan 50 tahun penyatuan kembali nasional, sementara Malaysia merayakan 68 tahun Hari Nasional sebagai Ketua ASEAN.
Yang menghadiri upacara peluncuran tersebut adalah perwakilan dari Kedutaan Besar Vietnam di Malaysia; Kementerian Pariwisata , Seni dan Budaya Malaysia; Asosiasi Persahabatan Malaysia - Vietnam dan banyak tamu.
Di pihak Vietnam, hadir Ibu Nguyen Thi Thanh Tam, Wakil Presiden Tetap Asosiasi Budaya Ao Dai Vietnam; Ibu Hoang Thi Ngoc Mai, Wakil Presiden yang bertanggung jawab atas Urusan Eksternal; dan Wakil Presiden Asosiasi: Phung Thi Thu Thuy, Nguyen Lan Vy; Presiden Klub Warisan Ao Dai Kota Hanoi dan Kota Da Nang.
Pada upacara peluncuran, Ibu Nguyen Thi Lien, Ketua Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia, menyatakan: "Bagi orang Vietnam di luar negeri, Ao Dai bukan hanya sumber kebanggaan nasional, tetapi juga bukti integrasi sekaligus melestarikan identitas."
“Para anggota Klub akan berupaya menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menghubungkan komunitas pecinta ao dai, menjalin hubungan, dan berbagi pengalaman dalam melestarikan warisan budaya, sehingga ao dai tidak hanya hadir di komunitas Vietnam, tetapi juga disambut baik oleh teman-teman di Malaysia dan masyarakat dari negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, dalam rangka pengakuan ao dai sebagai warisan mode dunia,” ujar Ibu Lien.
Seorang perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia menegaskan: "Ao Dai Vietnam membawa identitas, martabat, dan warisan."
Membandingkan Ao Dai Vietnam dengan kostum tradisional Malaysia seperti Kebaya atau Baju Kurung , Bapak Muhammad Afiq bin Anuar, perwakilan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia, menegaskan: "Ao Dai Vietnam membawa serta identitas, martabat dan warisan."
“Pembentukan Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia akan membuka jembatan baru, berkontribusi dalam memperkaya kekayaan budaya ASEAN, sekaligus mendorong rasa saling menghormati antarnegara,” tegas Bapak Muhammad.
Khususnya, dalam konteks ekonomi kreatif yang semakin berkembang, warisan dan mode memainkan peran budaya dan berkontribusi dalam menciptakan nilai-nilai baru dalam pertukaran, perdagangan, dan hubungan manusia.
Secara emosional berbagi bahwa ao dai adalah "duta budaya" Vietnam, Ibu Tran Thi Chang, Presiden MVFA, mengatakan: "Bagi komunitas Vietnam yang tinggal jauh dari rumah, ao dai memiliki lapisan makna baru: Ini adalah keterikatan dengan asal, cara untuk mengingatkan orang-orang akan budaya, tradisi, dan identitas dalam kehidupan di tanah asing."
“MVFA akan berfokus pada promosi pertukaran budaya dan seni, penegasan peran komunitas Vietnam di Malaysia sebagai jembatan budaya dan sosial antara kedua negara, dan sekaligus memupuk semangat solidaritas ASEAN,” tegas Ibu Chang.
Kelahiran Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia dengan jelas menunjukkan vitalitas abadi suatu warisan dalam arus integrasi.
Menurut Ibu Nguyen Thi Thanh Tam, Wakil Presiden Tetap Asosiasi Budaya Ao Dai Vietnam dan Wakil Direktur Dana Dukungan Konservasi Warisan Budaya Vietnam, "Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia bukanlah Klub Warisan Ao Dai Vietnam pertama di luar negeri. Sebelumnya, terdapat lebih dari selusin klub yang diluncurkan di Prancis, Belgia, Jepang, dan lain-lain. Namun, peluncuran Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia sangat diperlukan sebagai landasan bagi peluncuran klub-klub di kawasan ASEAN."
Menurut Ibu Nguyen Thi Thanh Tam, pendirian Klub Warisan Ao Dai di Malaysia bertujuan untuk melestarikan warisan sekaligus menegaskan bahwa identitas budaya Vietnam dapat menyebar dengan kuat dalam konteks integrasi. Di saat yang sama, ini juga merupakan kesempatan untuk menghubungkan komunitas domestik dan internasional, menghormati dan melestarikan warisan budaya serta Ao Dai Vietnam.
Berdirinya Klub Warisan Ao Dai Vietnam di Malaysia bukan sekadar kegiatan budaya masyarakat, tetapi juga merupakan bukti nyata vitalitas abadi sebuah warisan dalam arus integrasi.
Dari Hanoi, Paris, Brussels, Tokyo hingga Kuala Lumpur, ao dai secara bertahap menjadi “bahasa halus” diplomasi budaya, menyebarkan kebanggaan Vietnam, dan berkontribusi dalam menghubungkan komunitas ASEAN atas dasar saling menghormati identitas.
Dalam konteks ekonomi kreatif dan pertukaran internasional yang semakin bergairah, ao dai sebagai simbol budaya dan mode akan terus menjadi jembatan bagi Vietnam untuk menegaskan posisinya, sambil memupuk pemahaman, koneksi, dan keharmonisan di antara masyarakat di kawasan dan di seluruh dunia.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/ra-mat-clb-di-san-ao-dai-viet-nam-tai-malaysia-165390.html






Komentar (0)