
Para pekerja memeriksa fasilitas pengangkutan minyak di Cekungan Tarim, Xinjiang, Tiongkok. Foto: Xinhua
Data Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa impor minyak dari Uni Emirat Arab (UEA) hampir dua kali lipat pada bulan Oktober dibandingkan periode yang sama tahun 2024, dari 2,05 juta ton menjadi 3,82 juta ton. Arus minyak dari Kuwait juga melonjak tajam, dari 970.000 ton menjadi 2,36 juta ton.
Di sisi lain, impor dari Rusia sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 9,83 juta ton menjadi 9,11 juta ton. Namun, Rusia masih mempertahankan posisinya sebagai pemasok minyak mentah terbesar ke Tiongkok, diikuti oleh Arab Saudi dengan 7,02 juta ton dan Irak dengan 5,05 juta ton pada Oktober 2025.
Di luar Timur Tengah, Tiongkok juga memperluas pasokannya dari beberapa negara lain. Minyak dari Brasil meningkat dari 2,93 juta ton menjadi 3,57 juta ton, sementara Indonesia, yang hampir tidak mengekspor minyak ke Tiongkok tahun lalu, kini memasok 1,54 juta ton. Sebaliknya, impor minyak dari Malaysia turun tajam, dari 7,5 juta ton menjadi 4,8 juta ton.
Data resmi menunjukkan China tidak mengimpor minyak dari Iran, Venezuela, dan AS pada bulan Oktober, dan tidak adanya minyak AS berlanjut hingga bulan kelima.
Laporan sebelumnya mengatakan negara itu telah mempercepat penimbunan minyak mentahnya karena kesenjangan antara permintaan penyulingan dan impor mencapai sekitar 690.000 barel per hari.
Sumber: https://vtv.vn/nhap-khau-dau-tho-cua-trung-quoc-tu-trung-dong-dat-ky-luc-100251121062547719.htm






Komentar (0)