Produsen Jepang sedang mengembangkan teknologi untuk membuat magnet bagi motor kendaraan listrik dan hibrida tanpa menggunakan tanah jarang yang berat, komoditas yang sensitif secara geopolitik di mana China memegang pangsa pasar yang besar.
Unsur tanah jarang dengan nomor atom 62 ke atas tergolong tanah jarang berat. Unsur ini penting untuk membuat magnet berkinerja tinggi yang digunakan pada motor kendaraan listrik dan hibrida.
Namun, unsur tanah jarang yang berat, yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan panas, sebagian besar ditambang dan diproses di Tiongkok.
Untuk mengurangi risiko ketergantungan, produsen material khusus Jepang berinvestasi dalam teknologi magnet yang tidak mengandung tanah jarang yang berat, untuk melindungi produksi otomotif dari guncangan pasokan di masa mendatang.
Saat ini, motor kendaraan hibrida dan listrik sering menggunakan magnet neodymium berkinerja tinggi, magnet permanen komersial dengan medan magnet terkuat yang tersedia.
Namun, magnet neodymium kehilangan sifat magnetiknya pada suhu tinggi. Untuk mengatasi hal ini, produsen mencampurkan sejumlah kecil tanah jarang berat – terutama disprosium dan terbium – agar tetap berfungsi saat dipanaskan.
Akhir Juli lalu, Proterial Co., Ltd., sebelumnya Hitachi Metals Ltd., mengumumkan pengembangan magnet neodymium untuk motor kendaraan listrik (EV).
Dengan mengendalikan kotoran secara ketat, perusahaan telah mencapai kinerja yang sesuai untuk mesin EV dan juga digunakan untuk kendaraan hibrida.
Sementara itu, Daido Steel telah mengomersialkan magnet neodymium bebas tanah jarang berat untuk kendaraan hibrida.
Proses penyempurnaan butiran milik Daido menghasilkan butiran kristal yang jauh lebih halus, yang diklaim secara signifikan meningkatkan ketahanan panas dan sifat magnetik secara keseluruhan. Honda Motor adalah yang pertama menerapkan magnet ini pada kendaraan hibrida pada tahun 2016.
Daido Steel mengatakan pihaknya juga sedang mengembangkan magnet berdaya lebih tinggi, dengan rencana untuk berinvestasi 5 miliar yen ($33,9 juta) di pabrik di Nakatsugawa, Prefektur Gifu.
Pabrik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas bulanannya menjadi 45 ton pada tahun 2026 dan sekitar 150 ton pada tahun fiskal 2030.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/nhat-ban-phat-trien-nam-cham-khong-chua-dat-hiem-de-tranh-phu-thuoc-trung-quoc-post1060327.vnp
Komentar (0)