Setiap penumpang yang pernah naik pesawat pasti tahu rasanya duduk dengan lutut ditekuk, apalagi kalau duduk di kursi tengah. Namun, setidaknya penumpang tetap bisa duduk dengan benar.
Bayangkan jika Anda harus berdiri atau bersandar di kursi selama beberapa jam di dalam pesawat seperti sedang berada di wahana taman hiburan, bagaimana jadinya? Mungkinkah ini menjadi kenyataan?

Desain kursi berdiri Skyrider untuk maskapai berbiaya rendah telah diperkenalkan ke publik, tetapi belum diimplementasikan secara resmi. Pada akhir Mei, desain ini terus menimbulkan kehebohan di berbagai platform media sosial.
Sebuah akun dengan 2,8 juta pengikut bernama "Entrepreneurship Quote" membagikan informasi bahwa untuk mengurangi biaya penerbangan, beberapa maskapai penerbangan berbiaya rendah akan menerapkan opsi kursi semi-berdiri dan semi-duduk pada tahun 2026.
"Setelah proses evaluasi yang ketat, kursi berdiri ini telah lulus uji keamanan dan memenuhi standar yang ditentukan. Kursi ini dirancang seperti sadel sepeda berbantalan, memungkinkan penumpang untuk bersandar alih-alih duduk. Berkat itu, kapasitas kursi pada penerbangan komersial meningkat sebesar 20%," demikian sebagian artikel tersebut.
Artikel tersebut juga membagikan gambar kursi berbentuk pelana, yang dirancang untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kapasitas. Artikel lain juga menyebutkan bahwa beberapa maskapai berbiaya rendah seperti Ryanair (Irlandia) dan Spring Airlines (Tiongkok) mungkin akan segera menerapkan jenis kursi ini.
Informasi tersebut terus menyebar ketika Daily Mail (UK) menerbitkan artikel yang mempertanyakan apakah maskapai penerbangan berbiaya rendah di seluruh dunia dapat segera menerapkan kursi berdiri pada tahun 2026 sebagai tren baru di masa depan.

Artikel tersebut menyebutkan model kursi yang disebut Skyrider 2.0, pertama kali diperkenalkan di Pameran Interior Pesawat 2018 di Hamburg (Jerman).
Pada tahun 2012, CEO Ryanair, Michael O'Leary, secara terbuka mendukung gagasan kursi berdiri dalam penerbangan. Maskapai ini bahkan mengusulkan harga tiket pesawat mulai dari £1 saja.
Namun, hingga kini belum ada maskapai yang secara resmi mengumumkan akan menggunakan model kursi ini.
Menurut penelitian, kursi tersebut dirancang oleh produsen Italia, Aviointeriors. Kursi ini digunakan untuk penerbangan singkat yang durasinya tidak lebih dari 2 jam.
Namun, menurut informasi yang dimuat dalam artikel AFP pada 11 Juni, Aviointeriors secara resmi mengonfirmasi bahwa model kursi Skyrider 2.0 hanyalah "ide berani untuk mengoptimalkan ruang" dan tidak pernah dimaksudkan untuk diterapkan secara langsung dalam kenyataan.
"Desain ini diciptakan untuk merangsang pemikiran kreatif tentang masa depan perjalanan udara. Skyrider saat ini belum ada dalam portofolio produk resmi kami. Tapi siapa yang tahu seperti apa masa depan penerbangan? Kami selalu siap berinovasi dan beradaptasi," ujar seorang perwakilan perusahaan desain tersebut.
Situs web resmi Aviointeriors juga tidak mencantumkan model kursi Skyrider dalam katalog produk.
Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) juga mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima permohonan apa pun untuk kursi berdiri di pesawat komersial.
Perwakilan EASA mengatakan bahwa penerapan kursi jenis ini menghadapi banyak tantangan, terutama masalah keselamatan jiwa jika terjadi evakuasi darurat pesawat.
Maskapai penerbangan berbiaya rendah Ryanair juga mengonfirmasi bahwa saat ini pihaknya belum memiliki rencana untuk menggunakan jenis kursi ini.
Sumber: https://dantri.com.vn/du-lich/nhieu-hang-bay-quoc-te-sap-co-ghe-nua-dung-nua-ngoi-gia-duoi-100000-dong-20250616132350330.htm
Komentar (0)