- Berteman dengan anak remaja Anda
- Jika Anda ingin anak-anak Anda bahagia dan sukses di masa depan, orang tua perlu mengajarkan mereka 3 hal.
- Generali meluncurkan program komunitas "Parenting in stress times"
- Cara Mengajari Anak untuk Tidak Berbohong
Perubahan dalam psikologi remaja
Anak-anak mudah disenangkan, mudah disenangkan, dan hampir sepenuhnya patuh kepada orang tua, sementara remaja berbeda. Pada usia ini, anak-anak mulai memiliki pendapat sendiri, suka menegaskan ego, menyukai kebebasan, bahkan memberontak. Karena aktivitas hormon seks yang kuat, anak-anak dapat menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung atau sedih, cemas dan banyak pikiran. Hanya omelan dari orang tua atau guru dapat membuat anak-anak merasa sangat terluka.
Selama masa remaja, anak-anak mulai memperhatikan penampilan mereka, takut dikritik karena gemuk atau jelek, dan selalu merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri. Anak-anak juga sering khawatir tidak pandai belajar, takut diremehkan, atau menerima komentar negatif dari orang lain.
Beberapa anak menjadi berhati-hati saat berkomunikasi dengan orang lain, bahkan dengan orang tua mereka. Beberapa anak mulai merasa "terguncang" dengan lawan jenis, ingin orang tua mereka menghormati privasi mereka, tetapi terkadang semakin mereka menginginkan privasi, semakin ketat pula orang tua mereka.
NA, siswa kelas 9, berkata: Sejak pubertas, orang tua dan semua orang bilang saya autis, jadi saya tidak berani bertemu siapa pun. Sebenarnya, saya tidak takut bertemu siapa pun, hanya saja topik yang sering dibicarakan orang dewasa bukanlah topik yang saya minati. Orang dewasa sering berkomentar dan menghakimi orang lain. Ayah saya sering bilang saya bodoh, nenek saya bilang saya gemuk, saya benar-benar tidak tertarik berbicara dengan ayah dan nenek saya.
TM, siswa kelas 10, berkata: Selain belajar, orang tua saya tidak pernah bertanya tentang hal lain. Saya beberapa kali meminjam ponsel ibu saya untuk mengirim pesan kepada teman-teman, tetapi ibu saya berkata, "Saya jatuh cinta dengan seseorang yang begitu muda," dan melarang saya menyentuh ponsel lagi.
Terkadang anak-anak enggan bercerita kepada orang tua karena orang tua mereka tidak benar-benar memahami mereka. Foto ilustrasi
Berbagi cerita dari NA dan TM hanyalah pemikiran kecil yang terkadang diabaikan atau diabaikan oleh orang tua. Sebagai orang tua, apakah Anda benar-benar memahami anak remaja Anda?!
6 Cara Sederhana Orang Tua untuk Terhubung dengan Remaja
Ada banyak sekali kiat mudah untuk terhubung dengan remaja yang sering kali diabaikan oleh orang tua.
Katakan aku mencintaimu setiap hari
Ketika remaja masih kanak-kanak, setiap hari orang tua mereka akan "menuangkan madu" ke telinga mereka dengan kata-kata penuh kasih sayang: "Ayah/Ibu paling mencintaimu di dunia ini"/ "Di mana putri/pangeran kecilku?"... Namun, ketika anak itu beranjak dewasa, mereka tidak lagi sering mendengar kata-kata penuh kasih sayang seperti itu. Meskipun mereka telah dewasa, mereka tetaplah anak-anakmu, dan berapa pun usia mereka, mereka tetap ingin diberi tahu bahwa mereka mencintaimu setiap hari.
Makan bersama keluarga bersama anak-anak Anda
Kedengarannya sederhana, tetapi tidak banyak keluarga yang mampu mempertahankannya saat ini. Banyak remaja makan siang di sekolah atau jika tidak makan siang, mereka akan pulang untuk makan sendirian, sementara orang tua mereka sering makan siang di tempat kerja. Untuk makan malam, agar tetap bisa belajar, anak-anak akan makan lebih awal atau lebih lambat daripada anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, makan bersama seluruh anggota keluarga terkadang sangat sulit. Namun, jika orang tua benar-benar ingin makan bersama anak-anak mereka, Anda dapat mengatur pekerjaan dan mengubah jadwal secara fleksibel.
Saat makan bersama anak, orang tua sebaiknya tidak hanya asyik mendengarkan berita di TV atau "terpaku" pada ponsel. Anda pergi bekerja seharian dan anak-anak Anda pergi sekolah seharian, tetapi baru di malam hari seluruh keluarga dapat berkumpul kembali, semua anggota perlu fokus pada makanan. Orang tua dapat memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada anak-anak tentang teman dan pelajaran mereka sambil makan. Hindari mengkritik atau mencela anak-anak selama makan. Jika orang tua tidak puas dengan sesuatu yang dilakukan anak-anak, sebaiknya tunggu hingga selesai makan untuk memberikan pendapat.
Lakukan sesuatu dengan anak Anda
Banyak orang tua menjalin persahabatan dengan anak-anak mereka dengan mengajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan tertentu. Misalnya, ibu dan anak dapat berjalan-jalan di taman bersama sepulang sekolah; ayah dan anak dapat bermain bulu tangkis atau catur bersama di akhir pekan. Atau, ajaklah anak ke bioskop sebulan sekali, dan biarkan anak memilih film yang disukainya. Kegiatan-kegiatan ini membantu orang tua dan anak menjadi lebih dekat.
Berteman dengan remaja tidaklah sulit jika orang tua benar-benar memahami anak-anaknya. Foto ilustrasi
Hargai preferensi pribadi anak Anda
Banyak orang tua yang marah ketika melihat anak-anak mereka mengidolakan K-Pop atau menyukai penyanyi Eropa atau Amerika tertentu yang berpakaian sangat aneh. Bayangkan kembali masa sekolah Anda, apakah Anda juga menyukai seorang seniman yang berpenampilan sangat berbeda dan inovatif? Setiap generasi memiliki minat dan perspektif hidup yang berbeda, jangan paksa anak-anak Anda untuk hidup seperti Anda, dan jangan melarang atau mengkritik mereka. Anda hanya boleh ikut campur ketika anak-anak Anda terlalu asyik dengan idola mereka dan melupakan pelajaran. Sebaliknya, jika memungkinkan, orang tua harus berusaha memahami minat dan minat anak-anak mereka, karena terkadang Anda akan merasa "kecanduan" pada mereka.
Bertemanlah dengan anak Anda di jejaring sosial
Beberapa remaja memblokir orang tua dan kerabat mereka di Facebook, atau jika mereka berteman, mereka akan membatasi orang tua mereka untuk membaca beberapa postingan mereka, atau menggunakan beberapa akun media sosial untuk "bersembunyi" dari orang tua mereka. Jangan terlalu marah ketika anak Anda mengabaikan Anda. Tidak berteman secara online bukan berarti Anda tidak bisa berkomunikasi dan berteman dengan anak Anda di kehidupan nyata. Namun, jika memungkinkan, kirimkan permintaan pertemanan ke akun media sosial anak Anda. Undangan yang tulus dan terus-menerus dapat membuat anak Anda mempertimbangkan kembali. Orang tua yang dapat terhubung dengan anak-anak mereka secara online akan membantu Anda memahami mereka dengan lebih baik. Namun, awasi anak Anda secara diam-diam, jangan langsung berkomentar di setiap postingan mereka, ini akan membuat anak Anda berpikir bahwa orang tua mereka memantau dan mengendalikan aktivitas media sosial mereka.
Selain itu, Anda juga dapat membuat grup keluarga di Messenger atau Zalo untuk menghubungi anak-anak Anda dengan cepat dan mudah saat dibutuhkan.
Jangan menghindari topik seks saat berbicara dengan anak Anda.
Ketika anak Anda memasuki masa pubertas, mereka sangat ingin tahu tentang seks dan kesehatan reproduksi. Orang tua sebaiknya berinisiatif untuk membicarakan hal ini dengan anak-anak mereka. Jika anak Anda merasa malu, Anda dapat memberikan dokumen tepercaya tentang topik ini sebagai referensi. Jangan biarkan anak Anda kesulitan tumbuh dewasa tanpa didampingi orang tua.
Namun, ada beberapa aturan yang harus Anda tetapkan agar anak Anda tidak melampaui batas. Misalnya, anak Anda boleh bermain di rumah teman atau mengajak teman ke rumah, tetapi tidak boleh tinggal bersama teman lawan jenis di kamar terpisah. Anak Anda boleh memiliki perasaan terhadap teman lawan jenis, tetapi tidak boleh berhubungan seks sebelum usia 18 tahun.
Mencintai dan menghormati kebebasan pribadi anak sangatlah penting, tetapi menjaga mereka tetap aman dan sehat jauh lebih penting.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)