Orang dengan penyakit ginjal harus membatasi asupan ayam.
Ginjal bertindak sebagai sistem penyaringan canggih yang terus-menerus bekerja untuk membuang limbah dan racun dari darah, memastikan homeostasis tubuh. Ayam, meskipun merupakan sumber protein penting, mengandung purin dalam jumlah yang signifikan. Saat mengonsumsi ayam, tubuh memecah purin menjadi asam urat, sehingga membebani ginjal. Oleh karena itu, penderita penyakit ginjal sebaiknya membatasi asupan ayam dan makanan kaya protein lainnya seperti daging merah, organ hewan, dan beberapa makanan laut.
Orang dengan penyakit kardiovaskular
Ayam, terutama kulit dan lemaknya, tinggi kolesterol dan lemak jenuh. Mengonsumsi terlalu banyak kolesterol dan lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis, stroke, dan serangan jantung. Orang dengan penyakit kardiovaskular atau berisiko penyakit kardiovaskular sebaiknya membatasi asupan ayam, terutama kulit dan lemaknya.
Orang dengan penyakit pencernaan
Terutama bagi mereka yang memiliki sistem pencernaan sensitif atau masalah gastrointestinal seperti sindrom iritasi usus besar dan tukak lambung, mengonsumsi ayam bisa menjadi tantangan tersendiri. Protein ayam, meskipun merupakan sumber nutrisi penting, membutuhkan proses pencernaan yang kompleks.
Bagi orang dengan sistem pencernaan yang lemah, mengonsumsi protein dalam jumlah tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, sakit perut, dan bahkan diare. Selain itu, cara memasak ayam juga memengaruhi daya cernanya. Ayam yang digoreng, digoreng kering, atau terlalu matang seringkali mengandung banyak lemak, yang meningkatkan beban pada sistem pencernaan dan dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan.
Orang yang menderita radang sendi
Beberapa studi terbaru menunjukkan adanya hubungan potensial antara konsumsi ayam dan peningkatan risiko artritis reumatoid. Meskipun mekanisme pastinya masih diselidiki, para ilmuwan meyakini bahwa komponen tertentu dalam ayam, terutama protein yang disebut kolagen tipe II, dapat memicu respons imun abnormal pada beberapa orang, yang menyebabkan artritis.
Bagi penderita artritis reumatoid, mengonsumsi ayam dapat memperparah gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada persendian. Selain itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga, membatasi asupan ayam juga merupakan langkah pencegahan yang penting.
Orang yang sedang dalam masa pemulihan pasca operasi
Setelah operasi, tubuh Anda membutuhkan waktu untuk pulih dan pulih. Ayam, meskipun kaya protein, dapat sulit dicerna dan memperlambat proses penyembuhan. Selama periode ini, sebaiknya utamakan makanan yang mudah dicerna dan tinggi serat.
Orang dengan sirosis
Menurut pengobatan Timur, ayam bersifat panas dan memiliki kemampuan untuk "membantu mengatasi panas lembap". Artinya, saat mengonsumsi ayam, suhu tubuh akan meningkat, sehingga memperburuk kondisi "panas lembap" di hati—yang sudah ada pada penderita sirosis. Akumulasi panas dan panas lembap di hati akan berdampak negatif pada fungsi hati, memperburuk kondisi, dan bahkan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.
Selain ayam, penderita sirosis juga harus menghindari makanan pedas lainnya seperti daging kambing, daging anjing, alkohol, bir, makanan pedas, dan sebagainya. Sementara itu, prioritaskan makanan yang dingin, mudah dicerna, kaya serat dan vitamin untuk mendukung proses pemulihan dan melindungi hati.
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/nhung-nguoi-dac-biet-luu-y-khi-an-thit-ga-de-tranh-ruoc-hoa-vao-than.html
Komentar (0)