Panah Co Loa: Legenda Terkonfirmasi

Senjata yang digambarkan mampu menembakkan sepuluh ribu anak panah sekaligus bukan hanya sekadar legenda tetapi juga entitas sejarah yang sangat berharga.

Penemuan abadi dan eksperimen yang mengesankan

Letnan Jenderal Senior, Akademisi Nguyen Huy Hieu, Pahlawan Angkatan Bersenjata Rakyat, mantan anggota Komite Sentral Partai, mantan Wakil Menteri Pertahanan Nasional dan insinyur Vu Dinh Thanh menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti dan memulihkan busur silang ajaib.

Mereka telah memberikan banyak bukti yang menunjukkan bahwa busur silang dikaitkan dengan struktur khusus benteng Co Loa dan prestasi rakyat Vietnam pada tahap awal pembangunan bangsa.

Letnan Jenderal Senior, Akademisi, Dokter, Pahlawan Angkatan Bersenjata Rakyat Nguyen Huy Hieu; Letnan Jenderal, Profesor, Dokter Nguyen Dinh Chien; Kolonel, Profesor, Dokter Le Dinh Sy; Kolonel, Profesor, Dokter Vu Tang Bong; pemanah Pham Quang Minh dan insinyur Vu Dinh Thanh menembakkan busur silang hasil rekonstruksi. (Foto: NVCC)

Pada tahun 2022, insinyur Vu Dinh Thanh diberikan paten eksklusif oleh Kementerian Sains dan Teknologi untuk penemuan "Busur silang yang menembakkan banyak anak panah, gaya busur silang bekerja pada tabung anak panah, di dalam tabung anak panah terdapat banyak anak panah kecil".

Insinyur Thanh mengatakan bahwa kemampuan menembakkan beberapa anak panah sekaligus hanyalah salah satu dari dua penemuan luar biasa. Prinsip mematikan busur silang adalah memanfaatkan gaya gravitasi bumi, membantu anak panah jatuh dengan kecepatan tertinggi saat mengenai tanah, sehingga menimbulkan kerusakan yang kuat dari jarak jauh.

Insinyur Thanh dan rekan-rekannya melakukan percobaan untuk menembakkan busur silang rekonstruksi dari ketinggian 15m, dengan hasil bahwa anak panah perunggu menembus papan kayu setebal 5cm.

Letnan Jenderal Senior Nguyen Huy Hieu menekankan bahwa selama perang perlawanan melawan AS, tembakan artileri yang dilontarkan dari ketinggian 30m memiliki daya rusak yang besar, membuktikan bahwa busur silang dapat menghancurkan musuh dari jarak jauh.

Eksplorasi arkeologi dan perayaan identitas nasional

Pernyataan Insinyur Vu Dinh Thanh tidak hanya didasarkan pada teori dan eksperimen, tetapi juga diperkuat oleh bukti arkeologis yang penting. Di area benteng Co Loa, para arkeolog menemukan puluhan ribu anak panah perunggu berusia lebih dari 2.300 tahun, beserta sebuah bengkel pembuatan anak panah perunggu yang hampir utuh di atas lahan seluas sekitar 1.000 m².

Dai Viet Su Ky Toan Thu mencatat bahwa benteng Co Loa menjulang tinggi, dan panah perunggu yang ditemukan oleh para arkeolog yang dijatuhkan dari atas menembus baju besi. (Foto: NVCC)

Pada bulan Juni 2024, Letnan Jenderal Senior Nguyen Huy Hieu dan Insinyur Vu Dinh Thanh mempresentasikan laporan " Memulihkan busur silang An Duong Vuong berkontribusi dalam mengidentifikasi nilai sejati era pertama pembangunan bangsa" pada Konferensi Sejarah Nasional pertama dengan tema "Penelitian tentang kedaulatan wilayah nasional menurut orientasi pendekatan komprehensif dan holistik terhadap sejarah Vietnam".

Letnan Jenderal Senior Nguyen Huy Hieu telah berulang kali menekankan: "Panah ajaib yang menewaskan ribuan musuh dan benteng Co Loa yang tingginya ratusan meter adalah fakta sejarah, bukan sekadar legenda."

Insinyur Vu Dinh Thanh mengatakan bahwa dalam waktu dekat, ia dan rekan-rekannya sedang menyelesaikan sebuah busur silang yang mampu menembakkan 200 anak panah sekaligus. Tujuan utamanya adalah untuk berhasil menciptakan kembali sebuah busur silang yang dapat menembakkan 10.000 anak panah perunggu seperti yang digambarkan dalam legenda, untuk membuktikan bahwa busur silang ajaib itu nyata.

Dari arkeologi, fisika, genetika hingga sejarah, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa teknologi militer Vietnam kuno sangat maju.

Jika rahasia "busur silang Co Loa" terungkap dan terkonfirmasi dengan jelas, hal ini tidak hanya akan mengungkap sejarah suatu periode, tetapi juga membangkitkan kebanggaan nasional atas kecerdasan, keberanian, dan kreativitas para leluhur kita.

Komentar (0)